Palembang, (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sumatera Selatan mengimbau masyarakat agar mewaspadai ancaman kekeringan karena akhir-akhir ini suhu udara sedikit panas.
"Suhu udara yang cenderung meningkat pada musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau pada Mei 2015 harus diwaspadai sehingga tidak mengganggu kegiatan pertanian dan aktivitas masyarakat lainnya," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan Indra Purnama di Palembang, Kamis.
Menurut dia, pada musim pancaroba ini sebagian wilayahnya mulai jarang turun hujan, kondisi ini jika berlangsung lama dan benar-benar memasuki musim kemarau dapat mengakibatkan terjadi kekeringan.
Dalam kondisi kekeringan, tidak hanya dapat mengganggu kegiatan pertanian tetap juga dapat menimbulkan kebakaran hutan dan lahan, katanya.
Dia menjelaskan, kondisi cuaca di sejumlah kota wilayah Sumsel dalam beberapa hari terakhir berawan dan mulai jarang turun hujan.
Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, dalam kondisi cuaca panas kawasan hutan, lahan pertanian dan perkebunan di provinsi ini rawan terjadi bencana kebakaran.
Kebakaran hutan dan lahan tersebut tidak hanya menimbulkan kerugian secara materi, namun dapat mengganggu berbagai aktivitas masyarakat seperti pelayanan jasa angkutan udara dan laut karena tidak bisa beroperasi akibat terhalang kabut asap, serta menimbulkan gangguan kesehatan.
Dengan kewaspadaan yang tinggi, diharapkan masyarakat dapat menyiapkan berbagai langkah antisipasi ancaman kekeringin pada musim kemarau tahun ini dan berbagai dampak negatif lainnya, kata Indra.
Sementara Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumatera Selatan M.S Sumarwan mengatakan, menghadapi peralihan musim hujan ke musim kemarau sekarang ini, pihaknya tetap siaga dan menyiapkan bantuan tanggap darurat berupa bahan makanan dan peralatan pendukung guna membantu masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi suatu bencana.
Untuk membantu masyarakat, selaku koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) pihaknya akan terus memfasilitasi 800 sukarelawan Tagana membantu dan menyelamatkan masyarakat di 17 kabupaten dan kota yang mengalami bencana.
Dengan kesiapsiagaan sukarelawan Tagana, dan kewaspadaan yang tinggi dari masyarakat, ancaman kekeringan dan kemungkinan terjadinya berbagai bencana lainnya dampak perubahan cuaca yang ekstrem pada musim kemarau tahun ini dapat diatasi dengan baik, ujar Sumarwan.
Berita Terkait
BPOM ajak masyarakat tertib gunakan "skincare" beretiket biru
Senin, 6 Mei 2024 15:45 Wib
Mengabdi tiada henti, Alumni Akpol 1991 dirikan yayasan pengabdian masyarakat
Minggu, 5 Mei 2024 12:05 Wib
Presiden Jokowi bersepeda dan swafoto bersama masyarakat di Bundaran HI
Minggu, 5 Mei 2024 11:35 Wib
"Seren Taun" masyarakat Baduy
Minggu, 5 Mei 2024 14:00 Wib
Pj Gubernur Sumsel ajak masyarakat sukseskan MTQ XXX/2024
Sabtu, 4 Mei 2024 6:57 Wib
BPBD OKU minta masyarakat waspada banjir dan tanah longsor
Senin, 29 April 2024 21:00 Wib
Partisipasi masyarakat di posyandu kunci penting penurunan stunting
Senin, 29 April 2024 20:26 Wib
OJK dorong masyarakat berasuransi
Jumat, 26 April 2024 10:28 Wib