Baturaja (ANTARA Sumsel) - Sejumlah warga delapan desa di Kecamatan
Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan akan dites DNA
guna memastikan keterkaitan hubungan kekerabatan antara fosil
purbakala temuan di Gua Harimau beberpa waktu lalu.
Ketua Tim Arkeologi Nasional Prof DR Truman Simanjuntak di dampingi
asistennya Dr Agus A di Baturaja, Selasa mengatakan bahwa warga delapan
desa yang akan diuji sempel darahanya tersebut yaitu Desa
Panggal-Panggal, Padang Bindu, Niursya, Sukamerindu, Batanghari,
Sukarame, Tanjung Kurung dan Desa Kuripan.
"Tim akan mengambil sample darah salah penduduk asli di delapan desa itu," katanya.
Menurut dia, pihaknya menargetkan sebanyak 100 orang penduduk asli di delapan desa itu akan dilakukan tes DNA.
"Kita akan tes tiga generasi untuk mengetahui apakah ada hubungan
kekerabatan penduduk setempat dengan manusia pra sejarah yang ditemukan
terkubur di Gua Harimau," jelasnya.
Dikemukakannya, hasil tes DNA nantinya bisa diketahui tergantung
waktu dan prioritas, namun untuk isolasi sempel darah hasil pengujian
tidak terlalu lama bisa dilihat.
"Kalau menggunakan metode konvensional membutuhkan waktu tiga
minggu, namun saat ini ada metode sudah baku yang hasilnya lebih cepat
lagi bisa diketahui," tegasnya.
Dia menjelaskan, penelitian dengan mengajak serta Tim Biologi
Molekuler Eijkman (Lembaga Analisis DNA-red) Jakarta sangat penting
untuk mengungkap sejarah khususnya wilayah setempat.
Selain untuk mengetahui asal usul dan kekerabatan di OKU, kata dia,
penelitian itu juga dilakukan untuk kepentingan pengetahuan.
Dijelaskannya, tes DNA ini sangat penting karena fungsinya sebagai
pembawa informasi genetic mahluk hidup, serta pembawa instruksi bagi
pembentukan ciri dan sifat mahluk hidup.
DNA juga berperan pada duplikasi dan pewarisan sifat, selain itu
reflikasi DNA juga memberikan jalan untuk diwariskan dari satu sel ke
sel lainnya.
"Hasil tes DNA akan dicocokan dengan DNA milik manusia pra sejarah
yang hidup ribuan tahun lalu ditemukan di Gua Harimau," ungkapnya.
Menurut Truman, pihaknya juga sangat bersyukur karena beberapa ahli
ikut bergabung meneliti di Situs Padang Bindu Kabupaten OKU.
"Saat ini juga ikut bergabung Director Complexity Institute Nanyang
Technological University, Prof John Stephen Lansing dari Singapura yang
sudah menjadi acuan dunia," ujarnya.
Sementara, Tim Arkeologi Nasional (Arkenas) Jakarta dalam penelitian
di Goa Harimau Desa Padang Bindu Kabupaten Ogan Komering Ulu, pada 27
Mei 2014 menemukan kerangka manusia purba diduga ibu dan anak terkubur
dalam satu lubang yang sama.
"Ini sangat menarik dan mempunyai cerita yang sangat mengharukan
karena posisi kerangka sang ibu memeluk anaknya di atas perut," kata
Prof Trauman Simanjuntak.
Dikatakannya, hasil temuan kerangka diduga ibu dan anak tersebut
merupakan salah satu penemuan dari 78 kerangka yang ditemukan di Goa
Harimau.
Menurut dia, ada 78 kerangka manusia purba yang ditemukan
diperkirakan hidup di zaman antara 3.000 hingga 14.000 tahun silam
berasal dari dua ras berbeda, yaitu Ras Austronesia dan Austromelanesid.
"Bahkan, kemungkinan kerangka manusia purba itu hidup di zaman
20.000 tahun silam, sebab galian dua meter saja diperkirakan berusia
14.000 tahun. Sekarang kami sudah menggali kedalaman lebih dari empat
meter," ungkapnya.
Berita Terkait
Fosil gajah purba elephas bakal dijadikan objek wisata Situs Patiayam
Selasa, 30 Januari 2024 16:59 Wib
Jejak peradaban di Sangiran
Minggu, 22 Oktober 2023 12:49 Wib
Jejak longsor purba ditemukan di Kota Sukabumi
Jumat, 17 Maret 2023 13:37 Wib
Bus ALS angkut 23 penumpang masuk jurang di Tapanuli Selatan
Jumat, 28 Oktober 2022 12:52 Wib
Peneliti Australia Temukan Jantung Ikan Purba Berusia 380 Juta Tahun
Rabu, 21 September 2022 9:02 Wib
Sejarah burung penguin, dulu bisa terbang
Jumat, 22 Juli 2022 11:35 Wib
Arkeolog: Tradisi menenun di Kisar berkaitan dengan seni cadas purba
Jumat, 22 Oktober 2021 16:11 Wib
Geolog temukan jejak gunung api purba
Kamis, 8 April 2021 16:49 Wib