Perkumpulan Pers Sumsel kecam pemukulan wartawan Makassar

id pemukulan wartawan, jurnalis sumsel kecam pemukulan wartawan makassar

Perkumpulan Pers Sumsel kecam pemukulan wartawan Makassar

Aksi jurnalis Sumsel (Foto: antarasumsel.com/14/Feny Selly)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Perkumpulan pers di Sumatera Selatan mengecam keras aksi pemukulan oleh oknum polisi terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas peliputan di Makassar, Kamis (13/11).

"Ini sebagai reaksi dari tindak kekerasan dilakukan oknum polisi terhadap tujuh orang jurnalis yang melakukan peliputan demo di Universitas Negeri Makassar (UNM) kemarin," kata Ketua IJTI Sumsel Ardhiansyah Nugraha di Palembang, Jumat.

Puluhan wartawan dari berbagai media yang meliput bentrokan antara polisi dengan mahasiswa di depan kampus Universitas Negeri Makassar itu ikut menjadi korban keganasan oknum aparat.

Unjuk rasa yang berkahir ricuh tersebut, berimbas pada pemukulan dan perampasan alat kerja jurnalistik milik wartawan Metro TV Makassar dan wartawan Tempo.

Ketua IJTI Sumsel Ardhiansyah Nugraha menjelaskan, rekan jurnalis TV yaitu Wartawan Metro TV Vincent Waldy, kemudian Wartawan Koran Tempo Iqbal Meta terluka setela diserang oknum polisi yang mengejar Mahasiswa UN Makassar.

"Bahkan oknum polisi mencoba memaksa mengambil memory card camera wartawan Tempo," ungkap dia.

Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Sumsel dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palembang sepakat untuk mengecam keras tindakan tak bertanggung jawab tersebut.

Menurut Ardhiansyah, tindakan itu jelas bertentangan dengan Undang-Undang Pers.

"Pihak kepolisian dan alat negara lainnya seharusnya mengedepankan sikap-sikap lebih humanis dalam penanganan unjuk rasa baik pada pengunjuk rasa maupun wartawan," ujar dia.

Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palembang Mushaful Imam menganggap tindakan kekerasan terhadap jurnalis seperti pemukulan dan tindakan intimidasi lewat ancaman dan perampasan peralatan wartawan mengancam tegaknya pilar demokrasi di Indonesia.

"PFI menuntut pihak kepolisian menindak tegas oknum yang melakukan tindakan kekerasan," tegas dia.