Palembang (ANTARA Sumsel) - Kebutuhan air baku PDAM Tirta Musi Palembang untuk diolah menjadi air bersih dan disalurkan kepada pelanggan mengalami peningkatan mencapai 9,6 juta meter kubik per bulan, atau meningkat enam persen sepanjang lima tahun terakhir.
"Kedepan, kebutuhan air baku tersebut akan terus mengalami peningkatan sehubungan dengan pertambahan aktivitas dan jumlah jiwa penduduk setempat," kata Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Palembang Stephanus, pada lokakarya bertema Upaya Pengelolaan Air Baku Berkelanjutan Guna Memenuhi Kebutuhan Air Jangka Panjang, Kamis.
Menurut dia, PDAM sebagai perusahaan milik pemkot yang tugasnya melayani kebutuhan air bersih masyarakat, tentunya berharap semua pihak peduli akan kebutuhan air baku.
Caranya, dengan menjaga kelestarian sungai agar ketersediaan air baku tetap dapat dipenuhi dari aliran air Sungai Musi yang membelah Kota Palembang, tambahnya.
Ia mengatakan, pemakaian air bersih pelanggan PDAM berkisar 30 sampai 32 meter kubik per bulan dan akan terus mengalami peningkatan.
Sementara pemenuhan air bersih tersebut berasal dari air baku di Sungai Musi yang sampai kini cenderung masih terjaga dengan baik, katanya.
Dia menjelaskan, kalau saja masyarakat bahu membahu dengan semua kalangan mempertahankan kelestarian air baku, pihaknya optimistis tidak akan kekurangan air bersih di masa depan.
Karena itu, sebagai pengolah dan pendistribusi air bersih tentunya sangat berkepentingan dalam menjaga ketersediaan air baku, ujarnya.
Sementara Akademisi dari Universitas Sriwijaya Prof Hilda Zulkifli mengatakan tidak membuang kantong plastik ke sungai menjadi salah satu bentuk upaya mempertahankan air baku.
Plastik sangat sulit diurai di dalam air sehingga menyebabkan sedimentasi yang kini sangat tinggi, katanya.
Dia menjelaskan, saat ini interusi air laut sampai ke Sungai Musi di kawasan Borang sehingga tidak lagi bisa digunakan menjadi air baku sumber air bersih PDAM.
Menjaga kebersihan saluran air atau drainase tentu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi partisipasi penuh masyarakat juga menjadi kunci utama, ujarnya.
Lokakarya diikuti puluhan peserta dari berbagai organisasi perwakilan masyarakat.
Kegiatan itu difasilitasi Bagian Pembangunan Pemkot Palembang dengan menghadirkan tiga pembicara.
Berita Terkait
Merawat Bumi, tanah, dan air ala Kung fu Panda
Senin, 6 Mei 2024 9:10 Wib
Tak punya laut, Purwakarta tetap penghasil ikan terbesar
Minggu, 5 Mei 2024 0:30 Wib
Dinas Perikanan OKU minta warga jaga ekosistem ikan di Sungai Ogan
Jumat, 3 Mei 2024 11:04 Wib
PDAM OKU dan Palembang kerja sama kemitraan tingkatkan layanan pelanggan
Kamis, 2 Mei 2024 18:50 Wib
Ratusan anak OKU peroleh makanan tambahan berbahan ikan
Rabu, 1 Mei 2024 17:02 Wib
Polda Sumsel bantu pembuatan sumur bor di dua daerah
Senin, 29 April 2024 16:32 Wib
Pemkab OKU sebar 200 ribu ekor bibit ikan air tawar
Minggu, 28 April 2024 19:03 Wib
BMKG: Sistem informasi hidro-meteorologi RI layak jadi percontohan
Rabu, 24 April 2024 8:12 Wib