Belajar dari bencana alam di Natuna untuk mengurangi risiko

id Bencana,berita palembang, berita sumsel,NATUNA,BPBD,rawan kebakaran,tanah longsor,banjir,air rob Oleh Muhamad Nurman

Belajar dari bencana alam di Natuna untuk mengurangi risiko

Pencarian korban longsor Serasan pada Maret 2023. ANTARA/HO-Basarnas Natuna

Menurut hasil riset dari peneliti perguruan tinggi negeri itu, Nour Chaidir, semua wilayah di Natuna berpotensi mengalami bencana
Pada peristiwa longsor tersebut jaringan seluler dan Internet terputus dan membuat mereka sulit berkomunikasi yang pada akhirnya menghambat pergerakan penanganan.
 
Hasil pelatihan
 
Dengan adanya bekal dari pelatihan serta koordinasi yang baik antara Pemkab Natuna, Pemerintah Kecamatan, desa, kelurahan, dan pemangku kepentingan lainnya, Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya menjadi lebih sigap, cepat, serta bijak dalam menangani bencana.
 
Bukti terbaru yang menguatkan bahwa Pemkab Natuna lebih bijak dalam mengambil tindakan adalah, saat peristiwa longsor di Pulau Serasan pada 10 Januari 2024).  Saat itu ada dua peristiwa yang terjadi di Pulau Serasan, yang pertama longsor kecil di Desa Arum Ayam dan tanah retak di Desa Pangkalan.
 
Melihat dua kejadian ini, Pemkab Natuna langsung menggelar rapat koordinasi pada Jumat (11/1) bersama pemerintah kecamatan, desa, lurah, dan pemangku kepentingan untuk mengatasi bencana tersebut.
 
Pada rapat tersebut tim koordinasi mengambil keputusan untuk menjadikan hunian tetap (huntap) sebagai titik pengungsian jika terjadi longsor kembali mengingat saat itu kondisi Pulau Serasan kerap dilanda hujan dan mereka juga menyepakati untuk menaikkan status longsor di Serasan menjadi siaga darurat bencana agar bisa mengambil tindakan lebih jauh.
 
Keputusan yang diambil ternyata tepat dan bijak. Ketika pada Jumat malam longsor kembali terjadi, masyarakat langsung diungsikan aparat kecamatan dan desa ke huntap.
 
Tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, pasalnya longsor terjadi di puncak gunung, namun lokasi yang mengalami longsor merupakan titik longsor pada Maret tahun 2023 yang telah memakan 54 korban jiwa.
 
Hingga 18 Januari, Pulau Serasan masih mengalami longsor kecil sebab masih dilanda hujan dan masyarakat masih mengungsi.