Belajar dari bencana alam di Natuna untuk mengurangi risiko

id Bencana,berita palembang, berita sumsel,NATUNA,BPBD,rawan kebakaran,tanah longsor,banjir,air rob Oleh Muhamad Nurman

Belajar dari bencana alam di Natuna untuk mengurangi risiko

Pencarian korban longsor Serasan pada Maret 2023. ANTARA/HO-Basarnas Natuna

Menurut hasil riset dari peneliti perguruan tinggi negeri itu, Nour Chaidir, semua wilayah di Natuna berpotensi mengalami bencana
Natuna (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terus belajar dari peristiwa bencana yang kerap terjadi di daerah ini. Strategi awal yang pemkab lakukan pada tahun 2023 adalah bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Padjadjaran  untuk memetakan lokasi dan potensi bencana di Natuna.

Menurut hasil riset dari peneliti perguruan tinggi negeri itu, Nour Chaidir, semua wilayah di Natuna berpotensi mengalami bencana.

Kabupaten Natuna berisiko mengalami tujuh macam bencana, mulai dari banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem (angin kencang), gelombang ekstrem dan abrasi, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kekeringan, hingga tanah longsor.

Dari ketujuh bencana tersebut, karhutla, banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, dan abrasi merupakan bencana yang berisiko tinggi terjadi.

Data tersebut juga diperkuat dengan jumlah kejadian yang telah ditangani oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna pada tahun 2022 dan 2023.

Dari kejadian yang ditangani BPBD Natuna tahun 2022, bencana yang kerap terjadi yakni banjir dengan jumlah 35 kejadian, kemudian karhutla sebanyak 33 kejadian, cuaca ekstrem 16 kejadian, gelombang ekstrem dan abrasi enam kejadian, tanah longsor empat kejadian, banjir bandang dua kejadian, dan kekeringan nihil.
 
Pada tahun 2023, bencana didominasi oleh karhutla dengan 53 kejadian, kemudian diikuti oleh banjir 18 kejadian, cuaca ekstrem 17 kejadian tanah longsor dua kejadian, gelombang ekstrem satu kejadian, banjir bandang, dan kekeringan nihil.