Berjibaku melepas penat di musim padat

id libur akhir tahun,liburan tahun baru,wisata akhir tahun,berita palembang, berita sumsel Oleh Sizuka

Berjibaku melepas penat di musim padat

Kepadatan kendaraan saat diberlakukan sistem satu arah menuju jalur wisata Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada musim liburan akhir tahun. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Kerumunan manusia yang telah melebihi kapasitas kawasan,
Atau memprioritaskan kalangan berkepentingan untuk mengambil kesempatan melakukan pergerakan di luaran, semisal saat libur Natal, maka umat Kristianilah yang paling berkepentingan menggelar perayaan, sehingga kita beri kesempatan mereka secara leluasa bepergian ke tempat ibadah atau berlalu-lintas mengunjungi sanak kerabat untuk menikmati kemeriahan Natal. Ini sebentuk toleransi dalam wajah lain yang lebih luas.

Sementara warga lain yang tidak memiliki urgensi untuk pergi, lebih baik tidak ikut menambah beban jalanan, dengan memaksakan diri beramai-ramai turut larut dalam euforia. Adakalanya orang-orang pergi jalan-jalan hanya untuk memuaskan hasrat iseng daripada berdiam di rumah. Baik iseng maupun yang memaksakan diri, sama-sama menyumbang andil menambah keruwetan di jalan-jalan raya, apalagi saat puncak musim liburan.

Sikap tidak ingin ketinggalan dan harus menjadi bagian dari tren, membuat masyarakat memaksakan diri berwisata di saat bersamaan dengan pilihan tujuan yang sama pula karena mengacu pada rekomendasi objek favorit atau yang tengah viral.

Walhasil, objek-objek wisata tertentu menjadi lautan manusia. Kondisi itu membuat segala fasilitas hiburan yang tersedia tak lagi nyaman untuk dinikmati karena harus mengantre panjang dan berebutan. Belum lagi harga-harga (tiket, makanan, penginapan) yang mendadak naik berkali lipat, dipicu animo pengunjung yang terlampau tinggi.

Sementara pada bagian lain, banyak pula objek wisata yang tak kalah menarik masih sepi pengunjung karena belum populer dan keengganan masyarakat untuk riset atau mencari tahu tujuan wisata alternatif.

 
Melawan kebiasaan

Penuh sesaknya jalan raya yang menaikkan tingkat stres para pengguna dan membeludaknya manusia di tempat-tempat wisata, itu akibat sebagian besar orang cenderung mengikuti tren arus utama. Kalau saja mereka mau memikirkan ide yang berbeda, tentu akan lebih nyaman menikmati liburan.

Berikut contoh cara melawan kebiasaan dengan mengambil jalan berbeda dari arus utama.

- Memilih libur lain waktu. Bila anda tergolong orang yang bisa leluasa mengatur jadwal libur dan tidak harus patuh dengan kalender tanggal merah, maka tak perlu ikut-ikutan bepergian jauh dan berwisata saat puncak musim liburan hanya demi menikmati seru-seruan.

Jika dalam perjalanan saja sudah membutuhkan perjuangan berat untuk sampai ke tempat tujuan, sudah barang tentu bukan keseruan yang anda dapatkan, melainkan stres dan kepenatan baru. Padahal tujuan berlibur untuk melepas kepenatan.

- Memilih tempat wisata yang tak biasa. Jika anda hanya memiliki waktu libur tertentu, seperti tanggal merah dan yang ditetapkan sebagai hari cuti bersama, artinya harus berbarengan dengan jutaan orang lain, maka pilihlah tujuan wisata yang berbeda dari orang-orang pada umumnya.

Untuk menemukan tempat wisata menarik yang belum banyak diketahui orang, sehingga akan bebas dari kepadatan, lakukanlah riset kecil-kecilan. Bisa juga dengan meminta rekomendasi dari teman-teman yang tinggal di daerah tujuan, mereka pasti lebih banyak tahu objek wisata yang bagus di daerahnya.