Analis: aksi Gibran cium tangan Megawati adalah tanda sangat ikonik

id megawati,gibran,pdio,pilpres 2024,ganjar,anis,mahfud,berita sumsel, berita palembang

Analis: aksi Gibran cium tangan Megawati adalah tanda sangat ikonik

Analis politik yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Rajamuda Bataona (ANTARA/Bernadus Tokan)

Kupang (ANTARA) - Analis politik yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Rajamuda Bataona mengatakan aksi cium tangan yang dilakukan Cawapres Gibran Rakabuming Raka kepada Megawati Soekarnoputri adalah sebuah tanda yang sangat ikonik.

"Jika dibaca secara sosiologis, aksi cium tangan yang dilakukan Gibran kepada Megawati adalah sebuah tanda yang sangat ikonik, yang secara normatif akan dibaca seolah-olah merepresentasikan adab ketimuran," kata Mikhael Rajamuda Bataona di Kupang, Rabu.

Ia mengemukakan hal itu menanggapi aksi Cawapres Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka memberi salam kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat acara pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Selasa, (14/11/2023) malam.

Menurut Bataona, Gibran tentu paham soal ini. Apalagi dalam masyarakat yang sedikit sentimentil dan emosional, cium tangan akan dipersepsi baik.

Tetapi sebaliknya, jika dibaca secara kritis, maka aksi cium tangan ini sebenarnya mengandung sebuah manipulasi tanda yaitu sebuah tanda ikonik yang sengaja diproduksi untuk memanipulasi persepsi publik bahwa Gibran adalah politisi santun dan sopan, meskipun makna sesungguhnya jauh dari apa yang direpresentasikan itu.

"Jadi, menurut saya, ini hanyalah simulacra atau simulacrum yang tujuannya adalah manipulasi tanda yaitu sebuah proses representasi lewat tanda di ruang publik, yaitu aksi cium tangan, dengan tujuan untuk menggantikan fakta sesungguhnya yang sudah terjadi dalam riil politik, di mana, sikap dan tindakan Gibran selama beberapa pekan terakhir terhadap Megawati dan PDIP sebagai partai yang membesarkan dirinya juga keluarganya, justru bertentangan dengan tanda ini," katanya.