Kabupaten Musi Banyuasin perkuat kebijakan pengarusutamaan gender

id perempuan,gender,pengarusutama gender,kesetaraan gender,sawit,perkebunan sawit

Kabupaten Musi Banyuasin perkuat kebijakan pengarusutamaan gender

Asisten Administrasi Umum Setda Musi Banyuasin Syafaruddin menyerahkan cinderamata kepada CEO Yayasan Care Peduli Bonaria Siahaan di Sekayu, Rabu (2/11/2022). (ANTARA/HO-Pemkab Musi Banyuasin)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan memperkuat kebijakan pengarusutamaan gender di perkebunan sawit karena sebagian pekebun atau buruh kalangan perempuan.

Pemkab Musi Banyuasin dengan dukungan Cargill Tropical Palm Holdings menggandeng Yayasan Care Peduli (YCP) Indonesia melakukan penandatanganan kesepakatan bersama untuk menjalankan program pemberdayaan perempuan pada komunitas perkebunan kelapa sawit di Sekayu, Rabu.

Asisten Administrasi Umum Setda Musi Banyuasin Syafaruddin dalam kesempatan tersebut mengatakan implementasi pengarusutamaan gender berupa prinsip kesetaraan dan keadilan gender ini harus terus diperkuat karena rentan terjadi di sektor perkebunan sawit.

"Lokasi jauh, terkadang terpencil. Jadi perlu adanya kebijakan yang terus-menerus untuk mengawal pengarusutamaan gender di perkebunan sawit," kata dia.

Pemkab Musi Banyuasin berkomitmen mewujudkan kesetaraaan dan keadilan gender melalui upaya-upaya meningkatkan kedudukan, peran, dan kualitas perempuan serta penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Selain itu, pemkab menjamin hak yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh kesempatan atau peluang.

Salah satu bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap kesetaraan dan keadilan gender dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 10 Tahun 2020 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Kabupaten.

Kebijakan ini dijalankan melalui program kerja perangkat daerah yang mengajak berbagai pihak bekerja sama dalam mewujudkan pembangunan ekonomi, peningkatan kesehatan masyarakat, serta kesetaraan dan keadilan gender di daerah itu.

Syafaruddin juga menyampaikan program pemberdayaan perempuan pada komunitas perkebunan kelapa sawit di daerah  itu, erat kaitannya dengan kebijakan dan rencana strategis pemerintah daerah, di mana komoditi kelapa sawit salah satu produk unggulan yang didorong untuk dikembangkan di Kabupaten Musi Banyuasin.

Hadirnya program ini di Kabupaten Musi Banyuasin yang menyasar kelompok perempuan di perkebunan sawit akan turut berkontribusi pada upaya pemerintah meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam aspek ekonomi, kesehatan dan gizi, kesetaraan gender, dan ketangguhan lingkungan.

Program ini akan berlangsung selama tiga tahun dengan menyasar masyarakat dan kelompok perempuan di 13 desa dari tiga kecamatan, yaitu Sungai Lilin, Keluang, dan Tungkal Jaya.

Sinergi antara pemerintah dengan Yayasan Care Peduli dan Cargill di Kabupaten Musi Banyuasin diharapkan berdampak positif terhadap meningkatnya kapasitas dan kesejahteraan ekonomi masyarakat, kesehatan dan status gizi serta terbangun keadilan gender di daerah itu.

Presiden Direktur PT Hindoli Anton Asmara mengatakan perusahaan sawit seringkali mendapatkan kampanye hitam karena dianggap tak aman bagi pekerja perempuan.

Oleh karena itu, Cargil berkomitmen menciptakan industri kerja yang aman dan nyaman bagi pekerja perempuan, sehingga mereka bisa bekerja dengan baik layaknya pekerja laki-laki.

Melalui program ini diharapkan juga menurunkan angka stunting dan mendorong perempuan bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan bagi keluarga sehingga asupan bergizi bagi anak bisa terpenuhi.

CEO Yayasan Care Peduli Bonaria Siahaan menambahkan kegiatan ini akan melibatkan para aktor pembangunan di daerah itu, antara lain pemkab, pemerintah kecamatan dan desa, perwakilan kelompok masyarakat, perguruan tinggi, dan pers.

Program pengarusutamaan gender sebenarnya mendasari pada dua hal yaitu resiliensi (kemampuan untuk bangkit) dan inklusi sosial (kondisi di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam masyarakat, terlepas dari agama, suku, maupun gender mereka).

Dengan begitu, kata dia, para perempuan dapat berkontribusi dalam pendapatan keluarga, bahkan mempunyai kesetaraan harkat dan martabat seperti laki-laki.