Baturaja (ANTARA) - Lembaga lingkungan hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, meluncurkan tempat pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Pengandonan, untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi masyarakat di wilayah itu.
Pendiri Jejak Bumi Indonesia Ogan Komering Ulu (OKU), Hendra Setyawan di Baturaja, Senin, mengatakan HHBK ini disediakan untuk membantu masyarakat dalam mengelola hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan.
Dia menjelaskan, hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain.
Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan kegiatan tradisional masyarakat yang berada di sekitar hutan.
Bahkan di beberapa tempat, kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu merupakan kegiatan utama sebagai sumber kehidupan masyarakat sehari-hari.
"Dengan adanya HHBK ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten OKU," ujarnya.
Dalam kegiatan peluncuran itu juga JBI melakukan penanaman simbolis di lahan Demplot XII dari 30 Demplot Agroforestry JBI Desa Tanjung Sari sekaligus Pelatihan Geographic Information System (GIS) bagi anggota.
"Dalam program penanaman ini dilakukan di Demplot Agrogorestry JBI sebanyak 30 demplot yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan," kata Hendra.
Adapun bibit pohon yang disediakan di demplot ini semua bibit berkualitas seperti alpukat, durian, nangka, pinang dan pala dengan posisi pohon sudah siap tanam dengan tinggi rata-rata hampir satu meter.
"Semua demplot ini menggunakan pupuk organik. Artinya hasilnya nanti juga organik yang ramah lingkungan," ujarnya.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi Sumsel, Sulthani Aziz sangat mengapresiasi kegiatan program penanaman pohon yang dilakukan secara mandiri oleh JBI dalam upaya penyelamatan DAS.
"Dan lebih luar biasa lagi adalah JBI memiliki gedung pengolahan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Artinya, pengelolaan hulu dan hilirnya sangat dipikirkan dengan baik oleh JBI untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten OKU," ujarnya.*
Berita Terkait
Siswi di Gorontalo lompati pagar dan kabur, lapor orang tua dirundung senior
Sabtu, 11 Mei 2024 9:14 Wib
Dua pria duel di tengah lapangan, istri dan sejumlah warga ikut menyaksikan
Kamis, 9 Mei 2024 15:48 Wib
Tiga pria di Garut Jabar ditangkap karena curi rel KA
Kamis, 9 Mei 2024 15:40 Wib
Rayakan kelulusan dengan daki gunung, enam pelajar kelelahan tak sanggup lagi melangkah
Kamis, 9 Mei 2024 11:50 Wib
Akan ada penambahan dermaga di lintas Merak-Bakauheni
Kamis, 9 Mei 2024 7:08 Wib
Denda ratusan ribu rupiah intai pelanggar waktu buang sampah di depan Lokbin Pasar Minggu
Selasa, 7 Mei 2024 22:57 Wib