Masyarakat OKU diimbau tidak potong sapi betina produktif

id Sapi betina produktif, populasi sapi dan kerbau, hewan kurban, Idul Adha 1442 Hijriyah, Diskannak OKU

Masyarakat OKU diimbau tidak potong sapi betina produktif

Petugas Diskannak Kabupaten OKU memeriksa kesehatan hewan ternak sapi menjelang Idul Adha 1442 Hijriyah, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/21)

Baturaja (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan mengimbau masyarakat tidak memotong sapi betina produktif untuk kurban saat hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah agar populasi hewan ternak ruminansia tersebut tidak terputus.

"Khususnya saat Idul Adha nanti agar masyarakat tidak menyembelih sapi betina produktif untuk kurban," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Diskannak Ogan Komering Ulu (OKU) Sugiarto di Baturaja, Selasa.

Berdasarkan Permentan Nomor 35 tahun 2011 tentang pengendalian ternak ruminansia betina produktif, Pemerintah melarang masyarakat memotong sapi betina untuk dikonsumsi karena dapat memutus jumlah populasinya.

Aturan tersebut dibuat pemerintah dalam rangka mencukupi ketersediaan bibit ternak ruminansia sapi dan kerbau serta mencegah berkurangnya ternak betina produktif sehingga perlu pengendalian sedini mungkin.

Apalagi saat Idul Adha seluruh umat muslim di dunia melakukan pemotong hewan kurban yang berdampak pada permintaan ternak sapi ataupun kerbau betina untuk kurban karena harganya relatif lebih murah dibandingkan pejantan.

Oleh sebab itu, saat ini pihaknya gencar menyosialisasikan tentang larangan menyembelih sapi ataupun kerbau betina produktif agar populasi hewan ternak ruminansia tersebut khususnya di Kabupaten OKU terus bertambah setiap tahunnya.

Dia menambahkan, secara keseluruhan jumlah populasi ternak ruminansia sapi dan kerbau di sejumlah peternakan di Kabupaten OKU saat ini berjumlah 8.500 ekor dan sekitar 2.500 ekor di antaranya merupakan betina produktif.

"Hal inilah yang harus menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat untuk tidak menyembelih sapi betina produktif," ujar dia.