Lipsus (Asian Games) - Viktorius senyum terus saat bertanding

id atlet Esports Pro Evolution soccer,bola tangan putra Indonesia

Lipsus (Asian Games) - Viktorius senyum terus saat bertanding

Pemain bola tangan putra Indonesia Viktorius Rafael Tolang berusaha melempar bola ke gawang Chinese Taipe dan berusaha dihadang oleh pemain Chinese Taipe Hsienming Hsu dalam pertandingan babak utama grup 3 Asian Games 2018 di GOR POPKI, Jakarta Timur, Jumat (24/8/2018) (ANTARA FOTO/Fahry Rav)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - "Bermain sambil tersenyum membuat saya lebih plong dan bermain tanpa beban," kata Viktorius Rafael Tolang, atlet bola tangan putra Indonesia.

Ia selalu menjadi sorotan tim-tim lainnya saat Indonesia bertanding pada ajang Asian Games 2018 itu. Lemparannya ke gawang lawan hampir tidak pernah meleset. Dalam setiap pertandingan kurang lebih delapan sampai 10 gol berhasil dilesatkan ke gawang lawan oleh dirinya.

Ia terlihat begitu garang di tengah lapangan, namun saat berada di luar lapangan dan berhadapan dengan fansnya, dia selalu terlihat tersipu malu.

Di tengah lapangan, Viktor nama panggilannya itu, selalu tersenyum ketika bermain melawan tim dari negara mana saja.

Setiap kali ia memegang bola saat pertandingan dan kemudian memasukan bola itu ke gawang lawan, wajahnya selalu tersenyum puas.

Sementara itu, ketika ia membuat kesalahan kembali maka wajahnya pun terpancar senyuman manis.

Beberapa fansnya dari Indonesia, Sarah misalnya, mengaku selalu menonton Viktor bertanding saat Indonesia menghadapi melawan dari tim negara lain.

"Senyumannya manis. Biar hitam tapi hitam manis," ungkap Sarah.

Bahkan, saat membuat kesalahan seperti salah umpan atau tidak mampu menembus pertahanan lawan, pria berkulit hitam manis itu juga tetap tersenyum.

"Bermain sambil tersenyum sudah menjadi ciri khas saya. Dari dulu memang seperti ini," kata Viktor.

Di antara teman-teman se-timnya, Viktor dinilai sebagai atlet bola tangan yang tak banyak berbicara.

Saat berkumpul dengan rekan-rekannya, ia selalu diam kecuali saat ditanya. "Kalau di dalam kamar juga ia diam saja, tidak seperti teman-teman lainnya," kata Ilyas, teman se-timnya.

Pria kelahiran 26 Februari 1994 itu mengaku, dengan bermain sambil tersenyum akan membuat lebih tenang dalam menghadapi lawan, bermain tanpa tekanan, dan lebih plong.

Viktor lahir di Krayen Sentosa, Provinsi Kalimantan Timur. Kedua orang tuanya sebenarnya berasal dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Ia lahir dan besar di Kalimantan Timur. Dia terpilih menjadi salah satu atlet bola tangan. Ia diperkenalkan bola tangan oleh seorang pelatih cabang olahraga itu pada 2014.

Saat itu, dirinya lebih suka bermain bola voli. Bola tangan baginya adalah olahraga yang belum ia kenal.

Usai diperkenalkan tentang olahraga itu, ia pun mulai tertarik dan berusaha mempelajari olahraga yang membutuhkan teknik, kecepatan, dan kekuatan fisik itu.

"Saya berusaha bertahan untuk berlatih bermain bola tangan selama empat tahun," ungkap dia. Selama empat tahun itu banyak godaan yang datang sehingga dia ingin berhenti dan keluar dari bola tangan.

Namun, berkat bantuan dari teman-teman se-tim, niatnya untuk berhenti menjadi atlet bola tangan tertahankan.

Bertahannya dia di bola tangan membuahkan hasil. Ia pun untuk pertama kali dipilih untuk mengikuti Kejuaraan Bola Tangan Nasional Junior di Jakarta pada 2014 dan berhasil menempati juara ketiga.

Usai dari Jakarta, ia terpilih kembali mengikuti Internasional Handball Federation (IHF) di Johor Malaysia, di Johor Baru 2014 dan juara ketiga. Kesempatan berikutnya saat kejurnas di Semarang pada 2015 dan berhasil menempati juara pertama. Sementara itu, pada PON Jawa Barat 2016, ia kembali membawa timnya juara ketiga, kemudian saat Kejurnas 2017 di Jakarta kembali menjadi juara ketiga, sedangkan yang terakhir, adalah menjuarai turnamen Pop Ice di Bogor pada 2017. "Berbagai juara itu merupakan anugerah dari Tuhan untuk saya," katanya. Kurang Mampu Viktor adalah anak yang lahir dari keluarga kurang mampu. Orang tuanya hanya seorang petani yang berpindah ke Kalimantan Timur dari Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur pada 1988, saat ada program transmigrasi.

Ia anak ketiga dari empat bersaudara. Terpilihnya dia menjadi atlet Asian Games 2018 merupakan sebuah pengalaman yang tak akan pernah dilupakannya.

Apalagi, saat ini dia terus mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya dan seluruh keluarganya. Atlet yang selalu menjadi pencetak gol terbanyak ini juga diakui oleh pelatihnya, Yoon Tae Il, sebagai atlet bola tangan yang hebat.

Pada usianya yang baru mencapai 20-an tahun, kata Yoon Tae Il, Viktor dapat menjadi atlet bola tangan masa depan Indonesia.

Fisik dan stamina Viktor dinilai sebagai kuat dan selalu ditakuti oleh lawan-lawannya Pujian-pujian tidak hanya datang dari pelatih Indonesia. Pelatih timnas bola tangan putra Pakistan, Muhammad Suhaib, juga mengakui kehebatan dari atlet asal NTT tersebut.

"Saat bertemu kami, ada satu atlet yang menjadi perhatian saya, yakni bernomor punggung 12. Saya yakin dia akan menjadi pemain hebat kelak," tuturnya.

Satu hal yang menjadi mimpi Viktor adalah kelak dirinya bisa memperkenalkan cabang olahraga bola tangan ini ke masyarakat NTT, karena memang hingga saat ini hampir sebagian masyarakat di provinsi berbasis kepulauan itu belum terlalu mengenal cabang tersebut.

"Saat ini saya masih menjadi atlet. Kelak jika sudah pensiun ingin sekali memperkenalkan cabang olahraga ini ke masyarakat NTT. Ya walaupun sulit tapi perlu dong dicoba," katanya.