Medan (Antarasumsel.com) - Yayasan Pencinta Danau Toba menunggu konsep Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba yang dibentuk pemerintah untuk mengembangkan potensi wisata andalan Sumatera Utara itu.
Ketua Umum Yayasan Pencinta Danau Toba Maruap Siahaan di Medan, Selasa, mengatakan, masyarakat menyambut baik kebijakan pemerintah untuk mengembangkan kawasan Danau Toba dan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Apalagi setelah pemerintah membentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT) sebagai pemangku kepentingan utama dalam program tersebut.
Dengan gambaran yang menggembirakan, terutama dengan disiapkannya anggaran sebesar Rp11 triliun seperti yang dijanjikan pemerintah, sambutan masyarakat semakin baik.
Masyarakat Batak yang mayoritas berada di kawasan Danau Toba berharap akan ada perubahan kualitas hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Karena itu, tidak mengherankan jika banyak kalangan yang menunjukkan antusiasme dan hendak mengambil bagian dalam proyek pengembangan tersebut.
Namun kondisi terkini, muncul fenomena kurang positif dan kebingungan dari masyarakat karena belum adanya konsep yang jelas dari BOPKPDT.
Sejak dibentuk dan dilantik pada 30 November 2016, masyarakat di kawasan Danau Toba belum mendapatkan konsep mengenai Rencana Induk dan Rencana Detail Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba yang menjadi acuan dalam pengembangan kawasan strategis tersebut.
Padahal dalam Pasal 20 ayat (2) Peraturan Presiden nomor 49 tahun 2016 tentang BOPKPDT, disebutkan Rencana Induk dan Rencana Detail Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba telah diusulkan paling lama tiga bulan setelah badan itu dilantik.
Melalui Kementerian Pariwisata, BOPKPDT seharusnya sudah mengusulkan konsep tersebut untuk ditetapkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman selaku Ketua Dewan Pengarah.
Pihaknya mengharapkan konsep yang disiapkan tersebut dapat memenuhi prinsip-prinsip dasar seperti mengakomodir ruang sosial budaya Batak dan alam Danau Toba, pengembangan wisata yang berkelanjutan dengan tidak merusak sosial, budaya, dan alam di kawasan Danau Toba.
Dengan tetap mengedepankan keunikan, kekhasan alam, dan budaya yang ada, diharapkan pengembangan Danau Toba mampu menjadi daya tarik, sekaligus media pengetahuan bagi wisatawan.
Konsep tersebut diyakini sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk tetap menjaga budaya dan alam dalam setiap pembangunan yang dijalankan.
Hal itu dapat terlihat dari isi pidato Presiden Joko Widodo pada Pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017 di Jakarta Convention Center pada 2 Februari 2017 yang memaparkan perlunya pengenalan diri untuk menentukan arah.
Dalam paparannya, Presiden menyebutkan relevansi portopolio pengembangan usaha meliputi 60 persen seni dan budaya, 35 persen alam, dan 5 persen buatan manusia (man made).
"Jadi, pengembangan pariwisata dan bangsa harus berbasis kreativitas, bukan melakukan eksploitasi dengan merusak lingkungan hidup, apalagi merusak relasi manusia dengan alam," katanya.
Berita Terkait
F1 Powerboat Danau Toba bikin pembuat kaos laris manis
Minggu, 3 Maret 2024 11:20 Wib
Kejuaraan dunia Aquabike Jetski tingkatkan citra pariwisata Danau Toba
Kamis, 9 November 2023 13:27 Wib
PT Inalum bina ratusan penenun ulos Desa Wisata Meat Toba Samosir
Selasa, 17 Oktober 2023 17:41 Wib
Sean Gelael lakukan uji coba sebelum berlaga di Danau Toba Reli
Rabu, 20 September 2023 13:20 Wib
Pesawat terbang laut pertama kali mendarat di Danau Toba
Sabtu, 25 Februari 2023 19:53 Wib
F1Powerboat bawa berkah warga Toba
Sabtu, 25 Februari 2023 19:21 Wib
Ada juga berkemah di bibir Danau Toba saat F1 Powerboat
Sabtu, 25 Februari 2023 6:17 Wib
Pebalap dunia F1 Powerboat jajal lintasan Toba
Jumat, 24 Februari 2023 14:00 Wib