Pesawat terbang laut pertama kali mendarat di Danau Toba
Balige (ANTARA) - Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kementerian Perhubungan Junaidi mengatakan pesawat terbang laut atau seaplane untuk kali pertama akan mendarat di Danau Toba, tepatnya di arena Kejuaraan Dunia F1 Powerboat (F1H2O) di kawasan Pelabuhan Muliaraja Napitupulu, Balige, Sabtu.
"Ini merupakan pertama kali seaplane mendarat di danau. Nantinya akan dua kali melakukan takeoff dan landing masing-masing hari ini menyesuaikan acara dan Minggu (26/2)," kata Junaidi di Balige, Sabtu.
Pesawat terbang laut tersebut didatangkan dari Banyuwangi, Jawa Tengah dan bertolak dari Bandara Sibisa, Ajibata, Toba, menuju lokasi lomba F1H2O.
Direktur Akademi Penerbang Banyuwangi Daniel Dewantoro Rumani mengatakan pesawat yang hadir di Danau Toba, khusus untuk uji coba dengan jenis Cessna 172 yang dapat menampung empat penumpang.
Uji coba di Danau Toba, lanjut Daniel, akan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) untuk mengoperasikan seaplane pertama kali di danau dan bandara pertama di danau.
"Jadi kami ada empat rekor Muri dalam dua piagam. Sebelumnya ada sekolah pertama yang mengoperasikan seaplane di Asia Tenggara dan mengoperasikan bandara perairan di Banyuwangi," ujar Daniel kepada ANTARA.
Dalam persiapannya, Daniel mengungkapkan Danau Toba memenuhi kriteria untuk pembuatan bandara perairan.
"Kami sudah bekerja sama juga Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Kriteria untuk bandara perairan itu dilihat dari ketinggian ombak, arus bawah, ketinggian air dari dasar atau kedalaman, dan melihat obstacle. Kami mencari tempat yang flat agar tidak terhalang," kata Daniel.
"Semua aspek termasuk angin dalam satu terakhir kami amati termasuk tekanan udara, suhu dan lainnya kami telah pelajari itu," ujarnya menambahkan.
Dengan uji coba ini diharapkan pertengahan tahun 2023 pesawat terbang air sudah bisa beroperasi di Danau Toba dengan jenis pesawat Cessna 206 atau 208 yang bisa menampung 10 penumpang.
"Rencana pertengahan tahun kami mengoperasikan dan memulai dengan satu pesawat," ujarnya.
"Ini merupakan pertama kali seaplane mendarat di danau. Nantinya akan dua kali melakukan takeoff dan landing masing-masing hari ini menyesuaikan acara dan Minggu (26/2)," kata Junaidi di Balige, Sabtu.
Pesawat terbang laut tersebut didatangkan dari Banyuwangi, Jawa Tengah dan bertolak dari Bandara Sibisa, Ajibata, Toba, menuju lokasi lomba F1H2O.
Direktur Akademi Penerbang Banyuwangi Daniel Dewantoro Rumani mengatakan pesawat yang hadir di Danau Toba, khusus untuk uji coba dengan jenis Cessna 172 yang dapat menampung empat penumpang.
Uji coba di Danau Toba, lanjut Daniel, akan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) untuk mengoperasikan seaplane pertama kali di danau dan bandara pertama di danau.
"Jadi kami ada empat rekor Muri dalam dua piagam. Sebelumnya ada sekolah pertama yang mengoperasikan seaplane di Asia Tenggara dan mengoperasikan bandara perairan di Banyuwangi," ujar Daniel kepada ANTARA.
Dalam persiapannya, Daniel mengungkapkan Danau Toba memenuhi kriteria untuk pembuatan bandara perairan.
"Kami sudah bekerja sama juga Badan Pelaksana Otorita Danau Toba. Kriteria untuk bandara perairan itu dilihat dari ketinggian ombak, arus bawah, ketinggian air dari dasar atau kedalaman, dan melihat obstacle. Kami mencari tempat yang flat agar tidak terhalang," kata Daniel.
"Semua aspek termasuk angin dalam satu terakhir kami amati termasuk tekanan udara, suhu dan lainnya kami telah pelajari itu," ujarnya menambahkan.
Dengan uji coba ini diharapkan pertengahan tahun 2023 pesawat terbang air sudah bisa beroperasi di Danau Toba dengan jenis pesawat Cessna 206 atau 208 yang bisa menampung 10 penumpang.
"Rencana pertengahan tahun kami mengoperasikan dan memulai dengan satu pesawat," ujarnya.