Pemkot Palembang anjurkan gunakan fogging ramah lingkungan

id kepala dinas kesehatan, dinas kesehatan palembang, fogging, pembasmi nyamuk, nyamuk

Pemkot Palembang anjurkan gunakan fogging ramah lingkungan

Ilustrasi - Fogging (Foto Antarasumsel.com/Edo Permana/15)

Palembang, (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, menganjurkan masyarakat menggunakan zat "fogging" pembasmi nyamuk dewasa yang ramah lingkungan untuk membantu upaya pelestarian alam, kata Kepala Dinas Kesehatan Palembang Anton Suwindro.

"Pemkot Palembang sudah menggunakan zat fogging yang ramah lingkungan sejak dua tahun terakhir, dan berharap langkah ini juga diikuti masyarakat," kata Anton di Palembang, Jumat.

Ia mengemukakan saat ini juga beredar penyedia jasa layanan fogging yang sebagian besar masih menggunakan zat yang kurang ramah lingkungan yakni zat malathion.

Padahal, menurut Anton, masyarakat bisa meminta ke penjual jasa untuk menggunakan zat yang ramah lingkungan karena sebenarnya pengasapan ini merupakan pilihan terakhir setelah cara biologi yakni menebar ikan tempalo tidak efektif.

"Persoalannya, masyarakat sudah terbiasa dengan aroma buah jambu sebagai bukti bahwa sudah di-fogging, padahal sejatinya yang berbau itu yang tidak ramah lingkungan," kata dia.

Akan tetapi, terlepas dari pilihan tersebut, Anton mengapresiasi langkah aktif masyarakat untuk menjaga lingkungannya dari berkembangnya jentik nyamuk.

Pemkot Palembang juga menyediakan layanan fogging gratis bagi warga yang merasa mendiami kawasan yang sangat rawat.

"Mudah saja, cukup melapor ke puskesmas terdekat karena di setiap puskesmas sudah ada sarana dan prasarananya," kata Anton.

Kota Palembang mewaspadai wabah penyakit Deman Berdarah Degue karena terjadi tren peningkatan penderita, per 13 Januari 2016 tercatat telah berjumlah 24 orang.

Berdasarkan data Dinkes Palembang, jumlah penderita DBD pada 2013 berjumlah 438 orang, 2014 berjumlah 609, dan 2015 berjumlah 981 orang.

Wali Kota Palembang telah mengeluarkan surat edaran untuk menggalakkan gerakan pencegahan terhadap wabah DBD di tingkat kecamatan dan kelurahan.

Gerakan 4M yaitu menguras, menutup tampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk dan memantau, dan PSN yakni Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Kemudian juga aktif mencegah secara biologi yakni dengan menebar ikan tempalo sebagai predator nyamuk Aedes Aegypti, serta secara kimia yakni dengan menebar bubuk abate di tempat penampungan air dan fogging (penyemprotan sarang nyamuk untuk membasmi nyamuk dewasa).