Yogyakarta (ANTARA Sumsel) - Media tidak boleh menjadikan perempuan sebagai komoditas yang bisa dijual kepada pemasang iklan, kata dosen komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Ana Nadhya Abrar.
"Hal itu penting karena perempuan adalah manusia. Media harus bersentuhan dengan kemanusiaan ketika memberitakan perempuan," katanya pada lokakarya "Peliputan Pemilu 2014 yang Responsif Gender", di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, media juga tidak boleh menjadikan perempuan sebagai hiburan dan bahan olok-olok. Hal itu harus dipatuhi media ketika memberitakan perempuan.
"Jika media memenuhi hal itu sebenarnya media telah menghargai perempuan sebagai manusia," tukasnya.
Oleh karena itu, kata dia, media harus mengetahui persis apa dan bagaiman perempuan. Namun, dalam perspektif filsafat, perempuan bukan hanya untuk diketahui, melainkan juga untuk dihayati.
"Dalam rangka menghayati perempuan itulah sebenarnya media perlu memaknai perempuan dengan benar," ujarnya, menegaskan.
Ia mengatakan, perempuan harus sukses memajukan rumah tangga, mulai dari membesarkan anak, mendidik anak, dan menjadikan rumah tangga sebagai surga bagi anggota keluarga.
"Untuk itu, orang memaknai perempuan sebagai calon ibu atau ibu yang baik. Perempuan harus menjadi kepala rumah tangga," ucapnya.
Namun, menurut dia, perempuan tidak selalu harus dimaknai sebagai kepala rumah tangga. Perempuan juga bisa dimaknai sebagai pembuat keputusan yang cepat dan fasilitator untuk bermusyawarah mencapai mufakat.
"Perempuan bahkan bisa dimaknai sebagai perumus tujuan yang hendak dicapai. Artinya, perempuan jangan dimaknai sebagai makhluk yang terbelenggu oleh fitrahnya sebagai perempuan," tandasnya.
Ia mengatakan, media seharusnya menghargai perempuan sebagai makhluk yang bisa mengartikulasikan kepentingannya. Perempuan bisa memahami kebutuhannya, baik di bidang sosial maupun politik.
"Dalam konteks itu, media harus memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berbicara tentang masalah publik," katanya.
Berita Terkait
Kilang Pertamina Plaju memberi ruang aman dan setara pekerja perempuan
Minggu, 21 April 2024 18:19 Wib
"Kartini" dari Lampung berdayakan anak-anak termarginalkan
Minggu, 21 April 2024 12:00 Wib
Presiden pesan untuk jadikan Hari Kartini lambang perjuangan perempuan
Minggu, 21 April 2024 9:49 Wib
WBP Lapas Perempuan Palembang berobat ke klinik keluhkan penyakit usai Lebaran
Selasa, 16 April 2024 2:40 Wib
Lapas Perempuan Palembang berikan kesempatan warga binaan terima tamu Lebaran
Jumat, 12 April 2024 6:32 Wib
16 narapidana Lapas Perempuan Palembang terima remisi sakit menahun
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib
Anak perempuan lebih rentan mengalami gangguan dismorfik tubuh
Senin, 1 April 2024 10:09 Wib
Perempuan lebih rentan terdampak perubahan iklim
Kamis, 28 Maret 2024 14:55 Wib