Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi mengatakan anak perempuan terutamanya remaja, berpotensi enam kali lebih sering mengalami gangguan dismorfik tubuh atau yang lebih dikenal dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD) yang dapat memberi dampak negatif pada kualitas hidup anak.
Dilansir dari Medical Daily, Senin, gangguan dismordik tubuh merupakan suatu kondisi kesehatan mental di mana penderitanya merasa terdapat kekurangan pada fisiknya dan dipikirkan secara berlebihan.
Dalam studi tersebut, penyakit mental itu mampu membuat penderitanya merasakan emosi negatif yang berdampak signifikan pada kualitas hidup. Kondisi tersebut seringkali tidak terdeteksi dan penderitanya sulit mendapatkan pengobatan di usia mudanya.
Profesor Psikolog dari Universitas College London Georgina Krebs menyebut biasanya penderita mengalami gejala seperti berpikir berlebihan tentang kekurangan atau kecacatan tubuh yang mungkin dirasa tidak penting oleh orang lain.