OKU Selatan canangkan Gerakan PJAS aman dan bergizi

id Gerakan PJAS,Pangan Jajanan Anak Sekolah yang aman, pengawasan makanan, standar kesehatan, Dinas Kesehatan OKU Selatan

OKU Selatan canangkan Gerakan PJAS aman dan bergizi

Puluhan pelajar di Kabupaten OKU Selatan mengikuti sosialisasi tentang PJAS, Seni (19/12/2022). (ANTARA/Edo Purmana)

Muaradua (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan mencanangkan Gerakan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang aman dan bergizi.

Sekretaris Dinas Kesehatan OKU Selatan Zulfahmi di Muaradua, Senin, menjelaskan jajanan yang tidak sehat dan tidak bermutu mengakibatkan timbulnya risiko bagi kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi penerus bangsa.

“Masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan bangsa di masa depan,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Gerakan PJAS perlu dilaksanakan agar masyarakat, khususnya para pelajar teredukasi dalam memilih jajanan sekolah yang sehat dan bermutu.

Menurut dia, Gerakan PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk komunitas sekolah.

Komunitas sekolah diharapkan memiliki kemandirian untuk mengawasi PJAS di lingkungan sekolah agar para pelajar tidak membeli jajanan yang berisiko menimbulkan penyakit.

"Edukasi keamanan pangan menjadi salah satu upaya sehingga masyarakat, terutama komunitas sekolah, memahami dan menerapkan perilaku keamanan pangan secara konsisten," ujarnya.

Berdasarkan data hasil pengawasan PJAS yang dilakukan secara rutin oleh Badan POM RI sejak beberapa tahun terakhir menunjukkan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi syarat kesehatan berkisar 40-44 persen.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan razia untuk menertibkan pedagang yang menjual berbagai jajanan anak di sekolah yang tidak memenuhi standar kesehatan tersebut.

"Guna meminimalisir peredaran makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan diperlukan pengawasan yang ketat untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit menular dan menular di kalangan pelajar," ujarnya.