Kim Jong Un peringati 10 tahun kematian sang ayah

id Kim Jong Un,Korut,kematian Kim Jong Il

Kim Jong Un peringati 10 tahun kematian  sang ayah

Arsip--Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa Samjiyon County, dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada Selasa (30/10/2018) oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA). ANTARA FOTO/KCNA/via REUTERS/hp/sa. (REUTERS/KCNA)

Seoul (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada Jumat memperingati 10 tahun kematian sang ayah Kim Jong Il, dengan menghadiri upacara bersama pejabat tinggi di sebuah istana tempat persemayamannya.

Warga di seluruh negeri juga menggelar peringatan serupa.

Kim Jong Il, kedua dari dinasti keluarga Kim, memerintah Korea Utara selama 17 tahun hingga menemui ajalnya pada 17 Desember 2011. Pada saat itu media pemerintah tidak memberitakan kematiannya sampai dua hari kemudian.

Pada Jumat siaran stasiun TV pemerintah memperlihatkan orang-orang sedang mengheningkan cipta dan memberikan penghormatan di depan potret dan patung Kim Jong Il.

Putranya, pemimpin Kim Jong Un, terlihat bersama ratusan pejabat dalam sebuah upacara di depan Istana Matahari Kumsusan di ibu kota Pyongyang.Tempat itu menjadi peristirahatan terakhir bagi Kim Jong Il bersama ayahnya pemimpin pendiri Korut Kim Il Sung.

Mengenakan jaket kulit hitam, Kim Jong Un berdiri di bawah spanduk besar merah bergambar sang ayah. Ia pun terdiam.

Surat kabar--yang semuanya dikendalikan ketat oleh pemerintah Korut--menerbitkan artikel yang menyanjung Kim Jong Il.

"Beliau memang pria terhebat dan  tokoh revolusi  yang hebat yang diikuti semua orang di negeri ini  dengan kasih sayang dan ketulusan mereka yang dalam," tulis surat kabar Rodong Sinmun milik partai berkuasa.

Di bawah pemerintahan Kim Jong Il, Korut mengalami kelaparan yang meluas pada 1990-an dan ketika berkuasa, putranya berjanji bahwa warga tidak akan pernah lagi mengencangkan ikat pinggang mereka.

Namun, sepuluh tahun masa pemerintahannya, Kim Jong Un menghadapi sejumlah masalah ekonomi yang disebabkan oleh sanksi internasional atas program rudal dan senjata nuklir Korut, bencana alam, serta penguncian perbatasan COVID-19 yang berpengaruh negatif terhadap perdagangan.

Sumber: Reuters