Penerimaan negara melalui Bea Cukai Palembang lewati target

id bea cukai palembang,penerimaan negara,impor palembang,pt oki pulp,pupuk sriwijaya,COVID-19 palembang,kppbc palembang,cukai palembang,ekspor palembang

Penerimaan negara melalui Bea Cukai Palembang lewati target

Kepala KPPBC Palembang Abdul Haris, Selasa (8/12) (ANTARA/Aziz Munajar/20)

Palembang (ANTARA) - Penerimaan negara melalui Kantor Bea dan Cukai Palembang tercatat senilai Rp94 miliar sejak Januari hingga awal Desember 2020 atau  melewati target Rp91 miliar berkat kinerja industri yang menyokong penerimaan bea masuk.

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Palembang Abdul Haris, Rabu, mengatakan pencapaian realisasi hingga 102 persen tersebut juga didorong dari koreksi target awal senilai Rp94 miliar yang direvisi menjadi Rp91 miliar akibat pandemi COVID-19.

"Sebagian besar realisasi diraih dari penerimaan bidang impor berupa bea masuk senilai Rp82, 5 miliar, " ujarnya.

Bea masuk Rp82 miliar itu disokong dari PT OKI Pulp & Paper Milss, PT Trakindo Utama dan PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper.

Sementara sisanya berasal dari bidang ekspor, yakni bea keluar sebesar Rp11 miliar dengan penerimaan paling besarnya berasal dari produk cangkang kelapa sawit (palm kemel shell) produksi PT Daya Semesta Bio Energy, PT Sinar Alam Permai dan PT Hindoli.

Secara keseluruhan penerimaan negara selama pandemi COVID-19 sepanjang 2020 dinilai on the track  karena kinerja industri bubur kertas, pupuk, pertambangan dan minyak sawit dinilai tetap positif dengan arus impor barang produksi yang masih lancar.

Bahkan pada Agustus 2020 terjadi peningkatan penerimaan negara signifikan, yakni naik 70,3 persen sebesar Rp10.302.000.0000 dibandingkan Juli 2020 yang hanya Rp6.049.314.000.

Kenaikan tersebut didominasi importasi PT Pupuk Sriwijaya Palembang, PT Tanjung Enim Lestari Pulp and Paper dan adanya BMTP terhadap komoditi keramik yang masuk melalui kantor Bea Cukai Palembang.

Haris memprakirakan penerimaan negara masih akan bertambah hingga akhir tahun ini dan diharapkan bisa melampaui realisasi penerimaan pada 2019 sebesar Rp101 miliar.

"Kami juga berharap 2021 kondisi pandemi di Indonesia sudah lebih terkendali sehingga laju ekonomi bisa kembali berjalan normal," kata dia.