Waspadai longsor, tiga kecamatan di Sumsel pergerakan tanahnya masuk kategori level tinggi

id bpbd sumsel,longsor sumsel,banjir sumsel,bencana sumsel,potensi gerakan tanah sumsel,pvmbg,longsor oku,longsor lahat,lon

Waspadai longsor, tiga kecamatan di Sumsel pergerakan tanahnya masuk kategori level tinggi

Tanah longsor di Desa Pusar Kabupaten OKU nyaris mengahanyutkan rumah penduduk di dekat DAS, Jumat (9/10) (ANTARA/Edo Purmana/20)

Palembang (ANTARA) - Tiga kecamatan di Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi pergerakan tanah level tinggi selama periode Oktober 2020 dan dapat menimbulkan bencana longsor jika curah hujan di wilayah tersebut di atas normal.

"Masyarakat perlu mewaspadai ketidakstabilan tanah ketika hujan, kami juga menerjunkan personel untuk memonitor daerah-daerah yang rawan longsor," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Sumsel Elbaroma di Palembang, Kamis.

Berdasarkan rilis PVMBG dalam laman resminya, terdapat sembilan daerah di Sumsel yang berpotensi terjadi gerakan tanah pada periode Oktober 2020, yakni Kabupaten Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Musi Rawas (Mura), Muratara, Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Selatan, OKU Timur, dan Kota Pagaralam.

Potensi gerakan tanah di sembilan daerah itu tersebar di 79 kecamatan dengan level menengah-tinggi dan level tinggi.

Gerakan tanah level tinggi berpotensi di Kecamatan Tanjug Sakti Pumi dan Tanjung Sakti Pumu (Lahat), serta Kecamatan Mekakau di OKU Selatan, sedangkan 76 kecamatan lainnya berpotensi di level menengah-tinggi. Level menengah-tinggi dapat menimbulkan gerakan tanah jika curah hujan di atas normal terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau lereng.

Sementara level tinggi berarti gerakan tanah terjadi jika curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama lama dapat aktif kembali.

Sementara itu BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang sudah merilis prediksi intensitas curah hujan di wilayah Sumsel selama Oktober 2020 mencapai 200-300 mm pada kategori tinggi.

Peristiwa longsor paling baru di Sumsel sendiri terjadi di Desa Pusar Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu pada Kamis malam (8/10), meski tidak ada korban jiwa namun 11 rumah nyaris hanyut terbawa longsor.

Elborama menyebut BPBD Sumsel sudah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota dalam mewaspadai bencana tanah longsor, terutama dalam pemetaan daerah-daerah rawan yang harus diantisipasi.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar lingkungan alam sekitar tetap dijaga, sebab prinsip mencegah banjir maupun longsor sama saja, yakni diawali dari menjaga lingkungan," tambahnya.