Balikpapan, (ANTARA) - Setelah terapung-apung selama 16 jam di antara Laut Bali dan Laut Flores, di perairan yang disebut Laut Sakala di bagian utara Lombok, sebanyak 11 Anak Buah Kapal (ABK) KM Afiat Samudra yang tenggelam pada pukul 12, Jumat (2/8), diselamatkan oleh kapal nelayan dari Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur.
KM Restu Alam yang dinakhodai Bahar, (44), memang mencari ikan hingga jauh ke selatan itu. Saat melintas perairan Sakala itulah, Bahar dan 2 ABK-nya melihat sinar di tengah laut, yang teranyata berasal dari sekoci yang berisi para ABK tersebut.
“Kami langsung mendekati sumber cahaya itu. Jarak satu lemparan saya tanya mereka kenapa. Kami takut dan was-was itu jebakan untuk membajak kapal,” cerita Bahar.
Barulah setelah yakin aman, KM Restu Alam menolong para pelaut malang tersebut. Nakhoda Akdin Adin (38) dan kawan-kawannya ditolong sekitar pukul empat pagi Sabtu (3/8). Mereka kedinginan, namun belum merasa kelaparan.
“Kami kasih baju kering yang ada, dan langsung putar haluan kembali ke Balikpapan,” sambung Bahar.
Pada pukul 00.30 Senin 5/8 KM Restu Alam tiba kembali di pelabuhan nelayan di Muara Sungai Manggar. Bahar langsung melapor kepada aparat setempat. Paginya datang tim Basarnas selain aparat dari Koramil dan Polsek Balikpapan Timur. Para pelaut yang selamat itu segera dibawa ke Puskesmas Manggar untuk mendapatkan perawatan.
“Mereka sehat. Tapi tetap perlu istirahat. Pengalaman seperti itu pasti luar biasa,” kata Kepala Puskesmas Manggar dr Karunia Ronnie Nente.
Nakhoda Akdin Adin (38) pun bercerita. Menurutnya kapal tenggelam karena as baling-baling kapal patah. Dari situlah air masuk dengan deras sejak pukul 09.00 paga Jumat 2/8. Ia memerintahkan air dipompa keluar, namun derasnya air masuk mengalahkan kemampuan mesin pompa menghalau air. Pukul 12.00 siang kapal tak bisa diselamatkan lagi.
“Tenggelam bersama kapal itu 22 ton garam dan 85 ton bawang merah,” tutur Adin di kampung nelayan Manggar di Balikpapan.
Akhirnya Adin memerintahkan membuka sekoci penyelamat setelah air sudah hampir memenuhi palka. Ia pun menjadi orang terakhir yang meninggalkan kapal dan naik ke sekoci itu.
“Hanya 7 bungkus mi instan dan air dalam kemasan gelas plastik yang sempat dimasukkan ke sekoci,” kata ABK Sudirman yang bertugas sebagai koki.
KM Afiat Samudra sedianya berlayar menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Seandainya lancar, hari Minggu 4/8 diperhitungkan kapal sudah tiba di Pelabuhan Sungai Martapura di Banjarmasin.
Mengapa kemudian mereka ada di Manggar, Balikpapan, adalah sebab nasib mempertemukan mereka yang terombang-ambing itu dengan KM Restu Alam, perahu nelayan asal Kota Minyak.
Berita Terkait
Tiga kapal nelayan tradisional Natuna ditangkap di Perairan Malaysia
Senin, 22 April 2024 14:48 Wib
Seorang nelayan hilang, perahunya menepi sendiri di pantai
Minggu, 31 Maret 2024 16:55 Wib
Polisi: Nelayan jangan gunakan bom saat melaut
Selasa, 26 Maret 2024 11:53 Wib
Dihantam rob, perahu nelayan di Sukabumi berantakan
Rabu, 13 Maret 2024 4:40 Wib
Mesin perahu hidup dan berputar, ternyata nelayan pemiliknya jatuh tenggelam
Kamis, 7 Maret 2024 22:20 Wib
Gelombang hempas dan tenggelamkan pompong nelayan di Natuna
Sabtu, 17 Februari 2024 13:00 Wib
Di Banten, empat nelayan tewas tersambar petir saat melaut
Senin, 5 Februari 2024 17:06 Wib
11 hari terapung di laut, tiga nelayan diselamatkan tanker
Jumat, 12 Januari 2024 10:28 Wib