Wagub Sumsel minta semua pihak berantas Pungli

id maspari,Mawardi Yahya,Wakil Gubernur Sumatera Selatan,pungutan liar,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini,

Wagub Sumsel minta semua pihak berantas Pungli

Ilustrasi (Ist)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya minta seluruh lapisan masyarakat untuk memberantas pungutan liar supaya pemerintahan menjadi bersih.

Seluruh masyarakat dan unsur penegak hukum seperti Inspektorat, Kejaksaan, dan Kepolisian untuk menunjukkan komitmennya dalam sapu? bersih aktivitas yang menjurus pada pungutan liar, kata Wagub Sumsel, di Palembang, Kamis.

"Mari kita berkomitmen untuk melakukan pemberantasan pungli, karena itu akan berdampak negatif terhadap pelayanan kepada masyarakat," ujar Wagub.

Dia mengatakan, pemerintah daerah merupakan titik terberat untuk memberantas pungli karena sebagai pelayan kebijakan-kebijakan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

Apalagi pejabat sebagai pelayan masyarakat, sehingga harus bebas dari pungli, ujar dia.

Karena itu, pihaknya meminta agar terus melakukan pencegahan antara lain melalui sosialisasi.

Dia mengatakan, ke depan pihaknya akan memaksimalkan pencegahan antara lain melaksanakan sosialisasi hingga kabupaten dan kota.

Wagub juga minta pada Inspektorat Daerah bersama Kejaksaan Negeri, Polres di kabupaten dan kota segera mengadakan kegiatan sosialisasi?langsung ke tingkat bawah.

Pencegahan cukup penting untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari pungutan liar, kata dia lagi.

Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Sumsel selaku Ketua Saber Pungli Sumsel Kombes Dody Marsidy dalam pertemuan lalu menjelaskan, pungli merupakan tindakan pengenaan dana atau pungutan di tempat yang seharusnya tidak ada biaya.

Selain itu, katanya lagi, pembebanan biaya yang tidak semestinya itu tidak sesuai ketentuan.

Penyebab pungli dapat dilihat dari aspek individu pelaku, seperti sifat tamak, moral yang kurang kuat, penghasilan yang kurang mencukupi, kebutuhan hidup yang mendesak, gaya hidup yang konsumtif, malas atau tidak mau bekerja, dan juga ajaran agama yang kurang diterapkan.