Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Ahli nutrisi olahraga Emilia Achmadi menyatakan stamina yang dipengaruhi gaya hidup para atlet merupakan salah satu pemicu naik turunnya prestasi olahraga Indonesia adalah tanggung jawab bersama.
"Bisa dijaga tapi enggak sendiri harus semua mau ikut mulai dari atlet itu sendiri, para pelatih, dan keluarga," kata Emilia saat dihubungi Antara dari Jakarta, Sabtu malam.
Stamina yang beriringan dengan teknik permainan para atlet, kata Emilia, menjadi faktor penting naik turunnya prestasi olahraga Indonesia secara luas.
"Saat ini saya lihat di Indonesia penerapan gizi masih dianggap enteng bahkan oleh semua cabang olahraga masih setengah hati dalam menerapkan nutrisi para atlet secara speifik cabang olahraga yang digeluti dan spesifik periodesasi serta dengan puncak performanya," katanya.
Kunci utama untuk menjaga stamina tersebut memang datang dari kesadaran para atlet sendiri untuk melakukan hal yang terbaik untuknya dengan menyesuaikan pilihan makanan, jenis, jumlah, dan waktu memakannya sesuai dengan latihan yang dijalani meskipun dukungan dari induk organisasi mungkin kecil.
"Tapi penting juga faktor pelatih karena dia yang terdekat dengan atet. Karena ini penting bagi para pelatih mengerti kebutuhan atletnya karena jika tidak, akan sulit untuk mendukung perubahan pola pikir dari atlet itu sendiri dengan program yang dimiliki," ujar Emilia.
Terkait dengan pelatih sendiri, Emilia mencontohkan nama Rexy Mainaky yang saat ini menjadi arsitek utama tim bulu tangkis Thailand, yang menurutnya memiliki kemampuan untuk mentransfer pengetahuan yang dimilikinya ketika masih aktif bermain dan memiliki kemauan untuk terus memperbarui dirinya dengan teknik dan strategi baru sehingga tidak mentok di satu level.
"Inilah yang saya rasa jadi kunci tim Thailand mengalami lonjakan luar biasa di mana tim putrinya bisa menembus partai final Piala Uber 2018," tuturnya.
Ada pun faktor keluarga, katanya, beririsan dengan konsistensi para atlet untuk menjaga pola asupannya yang bertujuan menjaga stamina mereka di titik tertinggi.
"Tapi tetap sebagai atlet nasional, seharusnya mereka otomatis mengerti bahwa ada pagu di sisi makanan yang harusnya dia disiplin dan peran keluarga yang telah dididik sebelumnya bisa membantu para atlet untuk menjaga asupannya agar jangan sampai ketika kembali ke rumah malah kembali ke polanya yang dulu," katanya.
"Dengan keadaan saat ini, prestasi olahraga yang seakan berjalan ditempat bagi negara dengan populasi terbanyak keempat di dunia ini, buat saya menggelikan dan karenanya harus ada yang dirubah," ucap Emilia menambahkan.
Berita Terkait
Ernando Ari: Kami ingin menjadi juara Piala Asia U-23
Jumat, 26 April 2024 16:42 Wib
Ilmuwan sebut rotasi Bumi melambat, hari jadi lebih panjang
Jumat, 26 April 2024 14:55 Wib
OKU dapat tambahan pupuk bersubsidi dari Dinas Pertanian Sumsel
Jumat, 26 April 2024 14:31 Wib
Tim SAR cari tiga warga yang tertimbun longsor Banjarwangi
Jumat, 26 April 2024 11:08 Wib
Harga emas Antam stabil di angka Rp1,319 juta per gram
Jumat, 26 April 2024 11:06 Wib
Inikah bukti level kualitas timnas sepak bola kita meningkat tajam?
Jumat, 26 April 2024 10:54 Wib
Jadwal Jumat: laga penentuan Prawira ke BCL Asia 2024
Jumat, 26 April 2024 10:53 Wib
PWRI Jabar akui otak kasus investasi bodong Ketua Harian PWRI Sukabumi
Jumat, 26 April 2024 10:45 Wib