Suporter janji tetap dukung "Beruang Madu" meski terdegradasi

id persiba, beruang madu, liga, sepak bola, bola, degradasi, sriwijaya fc

Suporter janji tetap dukung "Beruang Madu" meski terdegradasi

Dokumentasi - Pesepakbola Persiba Balikpapan Marlon Da Silva (kanan) berebut bola dengan Rudolof Yanto Basna dalam pertandingan Liga I Go-Jek Traveloka di Stadion Gajayana, Malang, Selasa (9/5/2017).(ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Balikpapan (ANTARA Sumsel) - Suporter Persiba Balikpapan tidak mengendurkan dukungannya kepada tim berjuluk "Beruang Madu", meskipun pada kompetisi musim 2018 harus terdegradasi dan bermain di Liga 2.

"Ini kenyataan yang kami harus terima. Semoga musim depan lebih baik, kembali ke Liga 1," kata Maulid, suporter fanatik Persiba dari Kampung Baru Ulu saat ditemui di Balikpapan, Kaltim, Minggu.

Para suporter juga berjanji untuk tetap datang ke stadion dan menyaksikan pertandingan-pertandingan Persiba. Mereka berasal dari berbagai perkumpulan suporter, seperti Persiba Balikpapan Fans Club (PBFC) hingga Balikpapan Suporter Fanatik (Balistik).

"Kalau itu tidak bisa ditawar. Apalagi stadion kita bagus begini," timpal Sandy, warga Manggar Baru yang rumahnya tidak jauh dari Stadion Batakan, rumah baru Persiba setelah diusir dari Stadion Parikesit milik Pertamina.

Para fans ini yakin Persiba akan tetap memberikan tontonan yang mampu menghibur warga Kota Minyak.

Musim kompetisi tahun ini Persiba tertahan di posisi ke-17 hingga klasemen akhir. Total nilai 27 yang didapat Marlon da Silva dan kawan-kawan tidak cukup untuk mengeluarkannya dari jurang degradasi.

Bersama Persegres Gresik, Persiba Balikpapan menjadi tim pertama yang terkena degradasi dalam nama baru Liga Indonesia tersebut.

"Tahun ini kita terlalu banyak kehilangan angka di kandang," kata Teddy Rumengan, jurnalis senior dan pengamat sepak bola Balikpapan.

Pada awal kompetisi Liga 1 saat ditangani pelatih Timo Scheunemann, Persiba yang terusir dari Stadion Parikesit karena stadion itu akan dibongkar Pertamina pemiliknya, terpaksa bermain di Stadion Gajayana milik Persema Malang di Kota Malang, Jawa Timur.

Bermain di Malang, Persiba tidak pernah sekali pun meraih kemenangan dan kehilangan setidaknya 15 poin hingga Timo pun mengundurkan diri sebagai pelatih, kemudian digantikan pelatih asal Bosnia Herzegovina Milomir Seslija.

Di bawah Milo, baru setelah kembali ke Balikpapan dan bermain di depan para penonton sendiri di Stadion Parikesit, Beruang Madu kembali bisa menang.

Bahkan suasana tim yang semakin kondusif juga mampu membuat Persiba mencuri poin di kandang lawan dengan merekrut pemain-pemain berkualitas, seperti Srdjan Lopicic.

Namun, suasana kembali memburuk setelah pelatih Milomir Seslija menghilang, menyusul isu ditawari melatih Persib Bandung dengan nilai kontrak dan fasilitas yang lebih baik daripada yang diberikan Persiba. Tanggung jawab tim jatuh kepada asisten pelatih Hariyadi.

Pelatih dari Diklat Salatiga itu pun berjuang mati-matian menyelamatkan timnya. Bersama seluruh pemain, ia habis-habisan dalam setiap pertandingan.

Hampir seluruh pertandingan kandang di Stadion Batakan dimenangkannya, kecuali saat lawan Barito Putra.

"Anak-anak sudah berusaha maksimal, kami sudah berusaha maksimal. Tapi, inilah sepakbola, poin kita tidak cukup untuk lepas dari degradasi," kata Hariyadi.

Walaupun demikian, pertandingan terakhir ditutup dengan manis. Persiba menang 3-2 dalam "derby Borneo" melawan Mitra Kukar melalui gol dari Bijahil Chalwa, Marlon da Silva, dan Srdjan Lopicic.

"Untuk semua fans Persiba, terima kasih atas dukungan yang tidak kenal lelah kepada kami," kata Marlon usai pertandingan terakhir Liga 1 di Stadion Batakan, Jumat (10/11) malam.