LIPI: Sebagian besar padang lamun kurang sehat

id LIPI, lamun, peneliti, ilmuwan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, tidak sehat

LIPI: Sebagian besar padang lamun kurang sehat

Dokumentasi- Padang lamun di Indonesia (lipi.go.id)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Peneliti lamun dari LIPI Udhie E. Hernawan mengatakan 80 persen lamun di Indonesia dalam keadaan kurang sehat, 15 persen tidak sehat dan hanya lima persen tergolong sehat.

"Kebanyakan padang lamun di Indonesia tergolong tidak sehat, maka dari itu kita harus memperbaiki padang lamun tersebut agar sehat, jangan sampai padang lamun ini menjadi tidak sehat," kata Udhie di Pulai Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan padang lamun yang tergolong sehat jika lebih dari 60 persen dari luas habitatanya ditutupi oleh lamun, sementara itu jika lamun hanya menutupi sekitar 30 hingga 60 persen luas habitatnya maka padang lamun tersebut tergolong kurang sehat, kemudian jika lamun menutupi kurang dari 30 persen dari luas habitatnya maka padang lamun itu tergolong tidak sehat.

Padang lamun yang sehat kebanyakan berada di wilayah timur Indonesia.

Lamun tumbuh dan hidup di daerah sekitar pasang surut atau dibawah pasang surut atau antara nol hingga lima meter di bawah permukaan laut.

"Sebenarnya lamun juga hidup hingga 10 meter di bawah permukaan laut selama airnya jernih, karena lamun sangat membutuhkan cahaya matahari untuk tumbuh," kata dia.

Lamun adalah rumput yang tumbuh di laut, tetapi berbeda dengan rumput laut. Lamun memiliki akar, batang serta daun dan dapat berbunga, bunga jantan dan bunga betinya pun berbeda bentuknya.

Banyak faktor yang dapat merusak lamun, seperti banyaknya sampah di laut, sedimentasi yang membuat air keruh dan nutrient yang ada di laut terlalu tinggi.

"Yang paling penting dalam pertumbuhan lamun adalah kejernihan air, kalau ada sedimentasi maka air akan keruh kemudian membuat lamun tersebut sulit berfotosintesis. Lamun yang tidak mendapatkan matahari yang cukup maka pertumbuhannya tidak optimal bahkan bisa mati," tuturnya.

Jumlah lamun pun tidak banyak, hanya tersebar seluas 0,2 persen dari seluruh perairan di planet bumi.

Lamun menjadi rumah bagi ikan-ikan tertentu dan menjadi makanan bagi mamalia laut dugong, untuk itu jika ingin melindungi dugong maka butuh melindungi dan melestarikan lamun, karena tanpa lamun dugong tidak dapat bertahan hidup.

Udhie mengatakan lamun memang tak sepopuler bakau atau karang, padahal lamun sama pentingnya dengan karang dan bakau.

Lamun dapat menyimpan lebih dari dua kali jumlah seluruh CO2 atau mencapai 83 ribu ton per km2 yang disimpan oleh hutan di darat.

"Lamun juga berperan untuk menyaring limbah dan menjaga kualitas air laut, tanpa lamun pantai dan area pesisir mudah terkena abrasi," tuturnya.