Muhammadiyah sebagai guru bangsa memberikan pencerahan

id muhammadiyah, sebagai guru bangsa

Muhammadiyah sebagai guru bangsa memberikan pencerahan

Muhammadiyah (Antarasumsel.com/15)

Palembang (ANTARA Sumsel) - Muhammadiyah dalam lintasan sejarahnya adalah sebagai guru bangsa yang memberikan pencerahan, namun saat ini justru terbalik karena dalam bidang ekonomi tidak lagi menjadi guru bangsa memberikan pencerahan kepada pemerintah.

Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafrudin Anhar di Palembang, Jumat menyampaikan hal itu ketika membuka seminar dan lokakarya penyusun cetak biru gerakan ekonomi Muhammadiyah.

Menurut dia, maka dari itu seminar dan lokakarya ini menjadikan Muhammadiyah untuk melakukan revitalisasi peran dan fungsinya sebagai kekuatan ekonomi yang dapat dijadikan contoh dalam kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah berupa rumusan cetak biru gerakan ekonomi.

Ia mengatakan, berbicara cetak biru lebih panjang lagi sesungguhnya bahwa amanat muktamar di Malang telah dituangkan dalam visi Muhammadiyah 2025.

Dalam visi itu disebutkan kebijakan program jangka panjang merupakan pedoman dan arah gerak perserikatan yang dilaksanakan secara bertahap melalui program lima tahunan selama 20 tahun, katanya.

Ia menyatakan, tahapan-tahapan program jangka panjang tersebut dari tahun 2005-2010 tahapan pertama, kemudian 2010-2015 tahapan saat ini kedua.

Pada muktamar Muhammadiyah di Makasar nanti masuk dalam tahap ketiga dan tahapan empat 2020-2025, ujarnya.

Ia menuturkan, pada 2015 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan program jangka panjang khususnya bidang ekonomi.

Program jangka panjang terciptanya sosial ekonomi umat yang berkualitas sebagai benteng atas problem kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan masyarakat bawah, ujarnya.

Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, HM Idris mengatakan, kegiatan seminar dan lokakarya itu dilaksanakan selama tiga hari yakni 5-7 Juni 2015.

Kegiatan itu dalam rangka menyongsong muktamar Muhammadiyah di Makasar pada Agustus 2015, tuturnya.

Hadir pada seminar dan lokakarya itu Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin dan pimpinan wilayah Muhammadiyah Sumatera Selatan.