Musirawas (ANTARA Sumsel) - Ratusan warga Desa
Petunang, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan sekitar pukul 10.00 WIB
memblokir jalan lintas provinsi poros Muara Beliti-Sekayu, sehingga
ratusan kendaraan berputar arah untuk menghidari pemblokiran tersebut.
"Sebelumnya ratusan warga itu mendatangi Gedung DPRD Musirawas,
namun tak satu pun anggota dewan dan pejabat menerima mereka, sehingga
kemarahan massa itu memuncak dan memblokir jalan lintas," kata
Koordinator aksi ratusan massa Ersan dihubungi di lokasi, Selasa.
Lokasi pemblokiran terjadi empat titik sebelum dan setelah Desa
Petunang, Kecamatan Tua Negeri atau sekitar 40 kilometer dari Kota
Lubuklinggau, badan jalan dihadang pohon-pohon kayu besar.
Eersan mengatakan kemarahan massa itu setelah pemerintah daerah dan
pihak Polres tidak serius memproses mantan Kepala Desa Petunang yang
mengundurkan diri setelah aksi pertama massa tiga pekan silam.
"Kami tidak akan membuka jalan lintas itu sebelum Bupati Musirawas H
Ridwan Mukti atau Kepala Polisi Resor (Kapolres) Musirawas AKBP Chaidir
turun ke lokasi untuk bernegosiasi," tandasnya disaksikan ratusan massa
lainnya.
Awal permasalahan itu muncul setelah diketahui mantan kepada desa
menjual lahan masyarakat dan lahan adat seluruhnya mencapai 5.517
hektare kepada PT Evan Lestari perusahaan perkebunan kelapa sawit
setempat tanpa izin pemiliknya, ujarnya.
Seorang tokoh masyarakat Desa Petunang Raswan (60) mengaku sangat
terkejut tiba-tiba beberapa alat berat menggusur kebun karet dan tanah
desa, ketika distop mengku milik PT Evan Lestari dan sudah memiliki
izin.
Ia membeberkan kronologis pembabatan lahan warga tersebut dan
membuat masyarakat marah besar, setelah diselidiki lahan itu diduga kuat
dibeli perusahaan dengan kepala desa dan anaknya yang anggota dewan
priode 2009-2014 dan menjadi calon legislatif Provinsi Sumatera Selatan
pada Pemilu 2014.
Kemarahan masyarakat memuncak setelah gagal melakukan penyelesaian
secara musyawarah dengan kepala desa dan perusahaan perkebunan kelapa
sawit tersebut.
Padahal lahan kebun karet miliknya itu satu-satunya mata pencarian
keluarga dan anak cucu, selain itu lahan rawa milik desa yang selama ini
untuk mandi ternak kerbau juga sudah digusur tanpa seizin masyarakat.
"Rasanya dunia ini mau kiamat melihat kenyataan tersebut yang selama ini tak terbayangkan," keluhnya.
Dalam ratusan kendaraan yang tertahan itu salah satunya Kepala
Kejaksaan Negeri Lubuklinggau Kuntadi dan rombongan bertujuan ke
Palembang.
Setelah menunggu 30 menit melihat kondisi makin memanas dan massa
makin banyak akhirnya Kuntadi berbalik arah mencari jalan lain menuju
Pelembang.
Berita Terkait
Pj Bupati Banyuasin tinjau sejumlah proyek jalan
Minggu, 19 Mei 2024 14:45 Wib
Kehadiran tol Bayung Lencir-Tempino bakal dongkrak mobilitas dan sektor ekonomi
Minggu, 19 Mei 2024 11:19 Wib
Jalan nasional putus total di Silaing. Tanah Datar Sumbar
Minggu, 12 Mei 2024 13:02 Wib
Kecelakaan bus di jalan Ciater Subang kerap terjadi, kali ini paling vatal
Minggu, 12 Mei 2024 7:04 Wib
Banjir lumpuhkan Jalan Trans Sulawesi
Sabtu, 11 Mei 2024 22:31 Wib
Jalan Lintas Sumatera OKU lumpuh total akibat banjir
Rabu, 8 Mei 2024 13:35 Wib
Ada perbaikan jembatan di jalan nasional di Rejang Lebong, kendaraan dialihkan ke dalam kota
Selasa, 7 Mei 2024 22:18 Wib
Jalan Tanjung Beringin OKU Selatan amblas, kendaraan roda empat tak bisa melintas
Sabtu, 4 Mei 2024 17:50 Wib