BBPOM: waspada makanan berbahan pewarna

id waspada, makana, pewarna, sintetis

BBPOM: waspada makanan berbahan pewarna

Ilsutrasi (Foto Antarasumsel.com/13/Awi/Aw)

...Memasuki bulan Ramadhan penemuan makanan berbahan zat berbahaya didominasi zat pewarna sintetis...
Yogyakarta (ANTARA Sumsel) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai makanan berbahan pewarna sintetis selama Ramadhan.
        
Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY Dyah Sulistyorini di Yogyakarta, Senin, mengatakan, memasuki bulan Ramadhan penemuan makanan berbahan zat berbahaya didominasi zat pewarna sintetis.
         
"Setelah kami lakukan sidak di beberapa pusat jajanan di Yogyakarta memasuki Ramadhan, rodhamin B serta methanil yellow paling banyak ditemukan," katanya.
         
Ia mengatakan masyarakat dapat mengenali makanan atau jajanan berbahan rodhamin B melalui warna makanan yang mencolok. Biasanya pada kerupuk, terasi, serta jajanan berwarna merah.
         
"Biasanya makanan atau jajanan yang menggunakan rodhamin B cenderung berwarma merah mencolok dan berpendar," katanya.
         
Ia menjelaskan bahaya akut rodhamin B yakni apabila tertelan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan.
         
"air seni (konsumen) dapat berwarna merah atau merah muda. Sedangkan bahaya jangka panjangnya dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker," katanya.
         
Sementara itu, untuk methanil yellow, apabila tertelan dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, serta tekanan darah rendah.
    
Bahaya kronis dari zat berbahaya tersebut dalam jangka panjang menyebabkan kanker pada kandung kencing.    
   
Menurut dia, maraknya penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam makanan selama Ramadhan disebabkan semakin banyaknya pedagang musiman yang tidak memperhatikan kesehatan makanan.
         
Sementara itu, masyarakat sebagai konsumen juga cenderung bereuforia mempersiapkan sajian buka puasa, sehingga cenderung tidak selektif dalam memilih makanan.
         
"Banyak bermunculan penjual jajanan 'dadakan' yang memanfaatkan momentum Ramadhan. Sementara masyarakat juga lebih cenderung bereuforia mempersiapkan untuk berbuka tanpa memilah makanan yang dibeli," katanya.