Petani: Kenaikan harga belum diimbaingi jumlah produksi

id karet, petani karet, oku, ogan komering ulu, harga karet

Petani: Kenaikan harga belum diimbaingi jumlah produksi

Ilustrasi (ANTARA FOTO)

....Harga karet ditetapkan pedagang pengumpul Rp8.900 perkilogram, memang mengalami kenaikan dibandingkan kondisi pekan lalu hanya Rp7.900 pe kg, namun jumlah produksi hasil sadapan berkurang akibat musim kemarau....
Baturaja, (ANTARA Sumsel) - Sejumlah petani di Kabupten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menyatakan kenaikan harga karet sekarang ini belum terlalu menguntungkan, karena tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang cendrung menurun.

Harga karet ditetapkan pedagang pengumpul Rp8.900 perkilogram, memang mengalami kenaikan dibandingkan kondisi pekan lalu hanya Rp7.900 pe kg, namun jumlah produksi hasil sadapan berkurang akibat musim kemarau, kata Nani, petani Desa Marga Mulya Kecamatan Peninjauan di Baturaja, Senin.

Ia mengatakan, sangat senang dengan naiknya harga getah karet yang tahun lalu sempat merosot hingga Rp5.000 per kg, namun sayangnya sekarang ini hasil sadapan menurun akibat pengaruh musim kemarau.

"Kenaikan harga karet bagi kami petani memang sedikit membantu, terlebih mendekati bulan suci Ramadhan tentunya banyak kebutuhan yang diperlukan," katanya.

Dikemukakannya, harga karet bulanan sejak sepekan lalu mengalami kenaikan mencapai Rp10.000 per kg dari sebelumnya Rp8.950 per kg, dan mingguan dari Rp7.900 menjadi Rp8.900 per kg.

Ia mengungkapkan, situasi seperti sekarang harga kebutuhan pokok tinggi memang diharapkan harga jual karet yang lebih baik, minimal mencapai di atas Rp10 ribu per kg.

"Kami harapkan harga bisa meningkat lagi," kata Oka (35) petani asal Desa Peninjauan Kecamatan Peninjauan menambahkan.

Diakuinya, meskipun kenaikan harga belum sebanding dengan pengeluaran membeli kebutuhan sehari-hari, minimal sudah terbantu.

Namun kata dia, adanya kenaikan harga getah karet, belum diimbangi dengan produksi yang dihasilkan petani saat ini, karena hasil sadapan menurun akibat musim kemarau.

Ia mencontohkan, kalau kondisi cuaca normal hasil sadapan karet mencapai satu kuintal per pekan, sekarang menurun hanya kisaran 60 hingga 70 kg saja per pekan imbas dari musim kemarau.

Selama musim kemarau sekarang ini hasil sadapan karet turun, sehingga kenaikan harga di pasaran belum banyak membantu kondisi kehidupan para petani, kata Oka.

Sementara Kepala Desa Marga Mulia, Sunandar, mengatakan bahwa warga di desanya sebagian besar selama ini hanya mengandalkan penghasilan dari menyadap karet, di samping penghasilan tambahan melalui bertani menanam padi.

"Jadi di samping mengharapkan harga salah satu komoditas hasil perkebunan itu naik, juga kondisi cuaca kembali normal agar hasil sadapan meningkat," katanya.