Tingginya harga bus listrik disebabkannya masih mahalnya komponen-komponen yang digunakan, terutama baterai.
Menurut dia, mahalnya harga bus listrik cukup memberatkan perusahaan otobus, mengingat banyak di antara mereka yang memiliki kemampuan keuangan terbatas.
Oleh karena itu, Herman menilai perlu ada mekanisme-mekanisme khusus yang diterapkan untuk membantu perusahaan otobus dalam mengadopsi kendaraan listrik.
"Untuk mengadopsi berarti perusahaan otobus harus mengeluarkan uang lebih banyak, kecuali ada mekanisme-mekanisme khusus untuk membantu perusahaan otobus melakukan adopsi bus listrik," kata dia.
Lebih lanjut Herman mengatakan, meski memiliki harga yang mahal, pembelian bus listrik menghadirkan sejumlah keuntungan, termasuk biaya operasional yang lebih murah dibanding bus berbahan bakar konvensional.
Dalam data yang disajikannya, perkiraan biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk bus listrik per 10 tahun (200 km/hari) adalah sekitar Rp2,3 miliar, sedangkan bus berbahan bakar diesel sebesar Rp4,6 miliar.
"Jadi memang secara operational cost itu ada saving, yang kedua memang membantu menurunkan emisi," ucapnya.
Berita Terkait
KI dan Bawaslu DKI sepakati transparansi Pilkada 2024
Sabtu, 11 Mei 2024 23:55 Wib
Pemkab Musi Banyuasin canangkan layanan publik berbasis HAM
Senin, 6 Mei 2024 23:15 Wib
Kepala Media dan Diplomasi Publik Kedubes UEA kunjungi ANTARA
Jumat, 3 Mei 2024 13:35 Wib
Pj Bupati Muba sidak kelurahan pastikan pelayanan publik lancar
Rabu, 17 April 2024 8:28 Wib
Kehadiran ASN Pemkab OKI capai 95 persen pascalibur Lebaran
Rabu, 17 April 2024 8:28 Wib
Aceh harapkan BSI beri pelayanan terbaik pada PON
Selasa, 19 Maret 2024 21:12 Wib
Kemenkumham Sumsel mencanangkan P2HAM 2024
Selasa, 19 Maret 2024 19:42 Wib
BPJS Kesehatan membuka loket pelayaan di mal pelayanan publik Palembang
Sabtu, 16 Maret 2024 18:24 Wib