Bulog optimalkan penyerapan gabah di Sumsel-Babel

id sumsel,palembang,penyerapan,gabah,beras,bulog

Bulog optimalkan penyerapan gabah di Sumsel-Babel

Arsip foto - Stok beras di Gudang Bulog. (ANTARA/Muhamad Hanapi)

Palembang (ANTARA) - Kantor Wilayah Bulog Sumatra Selatan-Bangka Belitung (Sumselbabel) optimalkan penyerapan gabah dan beras petani di wilayah itu pada puncak panen triwulan pertama tahun 2023.

"Saat ini Bulog telah menyerap gabah dan beras petani di beberapa wilayah Sumsel karena saat ini sudah ada panen seperti, Kabupaten Banyuasin. Kami berusaha melakukan penyerapan gabah atau beras secara maksimal," kata Pimpinan Kantor Wilayah Bulog Sumsel Babel Mohamad Alexander di Palembang, Senin.

Ia menjelaskan bahwa ada kemudahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait kestabilitasan harga yaitu regulasi penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Oleh sebab itu, Bulog terus melakukan penyerapan gabah dan beras secara maksimal dengan harga yang sudah ditetapkan oleh Bapanas.

Terkait harga gabah, katanya, masih mengacu pada peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) No.24 Tahun 2020 yaitu kredibilitas harga dalam ambang batas  pembelian gabah kering giling senilai Rp5.700 per kilogram dan beras medium senilai Rp9.000 per kilogram.

"Dengan pencabutan Surat Edaran Kepala Badan Pangan Nasional Nomor : 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas atas Pembelian gabah dan beras ini juga mempengaruhi kondisi harga di lapangan," ujarnya.

Pada tahun 2023 untuk penyerapan gabah atau beras Bulog menargetkan sebanyak 64.000 ton.

“Dari target tersebut diharapkan dapat mengisi semua gudang Kanwil Bulog Sumselbabel sehingga harga gabah beras itu stabil hingga akhir tahun,” ucapnya.

Penyerapan beras merupakan tugas Bulog dalam kegiatan public service obligation (PSO), tentunya dalam tugas itu melakukan penyerapan beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP).

“CBP digunakan untuk stabilitas harga seperti menggelar operasi pasar ketika harga beras sedang tinggi dan juga kondisi keadaan darurat, bencana alam, dan kerawanan pangan,” jelasnya.