Jakarta (ANTARA) - Ekonom Indef Abra Talattov mengatakan kebijakan penyesuaian tarif listrik golongan rumah tangga dengan daya 3.500 VA dan golongan pemerintah tidak mengganggu stabilitas perekonomian nasional.
"Penyesuaian tarif listrik yang berlaku pada 1 Juli 2022 tidak mengganggu perekonomian, mengingat segmen yang terkena dampak sekitar 2 juta pelanggan," ujarnya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PLN: Pemerintah tetap pertahankan tarif listrik bisnis dan industri
Abra menyampaikan adanya penyesuaian tarif listrik lima golongan 3.500 VA ke atas menunjukkan pemerintah sudah berani memberikan fleksibilitas kepada PLN melalui tarif adjustment.
Menurutnya, pelanggan rumah tangga yang dianggap mampu secara ekonomi tidak akan terganggu dengan kebijakan penyesuaian tarif listrik lantaran mereka sudah menggunakan peralatan elektronik yang lebih mumpuni, seperti konsumsi pendingin udara lebih dari dua unit dan rata-rata telah memiliki kendaraan roda empat.
Baca juga: Mulai 1 Juli 2022, Pemerintah naikkan Tarif Dasar Listrik di atas 3.500 VA
Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, dampak penyesuaian tarif listrik itu sangat kecil karena hanya mempengaruhi inflasi sekitar 0,019 persen. Di sisi lain, penghematan kompensasi tahun ini dari kenaikan tarif listrik ini mencapai Rp3,09 triliun atau 4,7 persen dari total kompensasi.
Abra mencatat bahwa merujuk total kompensasi PLN 2021 yang mencapai Rp24,6 triliun, lima golongan pelanggan (R2, R3, P1, P2, P3) telah mengurangi beban kompensasi sekitar Rp1,7 triliun atau menyumbang 6,9 persen kompensasi pemerintah untuk PLN.
Baca juga: PLN: Pelanggan boleh turun daya bila keberatan listrik naik
Terkait dampak kepada para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Abra mengatakan kebijakan pemerintah malah membuat pelaku usaha kecil mikro menengah melakukan migrasi golongan pelanggan. Menurut dia, dengan adanya perpindahan golongan pelanggan, maka pelaku UMKM mendapatkan tarif listrik yang lebih menarik.
"Mungkin ada golongan rumah tangga atas yang juga pelaku UMKM, ini malah momentum migrasi golongan, karena mereka bisa dapat tarif subsidi," kata Abra.
"Jauh lebih rendah tarifnya dari golongan B2 ataupun B4, dari sisi daya juga mendapatkan lebih besar, jadi malah lebih mumpuni," imbuhnya.
Berita Terkait
BTN pertimbangkan penyesuaian bunga KPR pasca BI-Rate naik
Jumat, 26 April 2024 10:34 Wib
BRI catat laba triwulan I 2024 naik jadi Rp15,98 triliun
Kamis, 25 April 2024 11:57 Wib
Harga CPO Jambi naik Rp96 per kilogram
Senin, 22 April 2024 7:40 Wib
Tak henti, harga emas Antam naik tipis
Sabtu, 20 April 2024 10:40 Wib
Kalahkan Australia, Timnas Indonesia naik peringkat dua Grup A Piala Asia U-23
Kamis, 18 April 2024 22:36 Wib
LSI: Approval rating Presiden naik jadi 76,2 persen
Kamis, 18 April 2024 15:38 Wib
Kebutuhan BBM jenis gasoline di Sumbagsel naik 26 persen
Rabu, 17 April 2024 23:32 Wib
Telkomsel catat trafik internet naik 12,87 persen sepanjang momen Ramadhan
Rabu, 17 April 2024 17:53 Wib