BKKBN Sumatera Selatan gelar Rakerda fokus tekan angka kelahiran

id BKKBN,kelahiran ,angka kelahiran

BKKBN Sumatera Selatan gelar Rakerda fokus tekan angka kelahiran

Gubernur Sumsel Herman Deru membuka Rakerda BKKBN Sumatera Selatan di Palembang, Rabu (4/3). (ANTARA/Dolly Rosana/20)

Palembang (ANTARA) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan menggelar Rapat Kerja Daerah yang diikuti perwakilan dari 17 kabupaten/kota di daerah tersebut yang bertujuan untuk menekan angka kelahiran bayi dari ibu usia subur (TFR).

Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Nopian Andusti di Palembang, Kamis, mengatakan, Sumsel telah mengalami penurunan angka TFR dari 2,8 (rata-rata bayi yang lahir dari ibu usia subur yakni dua orang hingga tiga orang) menjadi 2,3, tapi angka tersebut harus diturunkan lagi menjadi 2,1 agar target secara nasional dapat tercapai.

“Rakerda ini dilaksanakan tak lain untuk mengajak semua pihak terkait untuk bekerja sama, karena penurunan angka kelahiran ini tidak bisa dilakukan BKKBN sendiri tapi harus bersama-sama,” kata dia.

Ia mengatakan startegi yang akan dilaksanakan yakni BKKBN dan lembaga terkait akan mengoptimalkan 470 kampung KB yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sumsel.

Sejak 2018 Sumsel sudah menuntaskan pembentukan Kampung KB sehingga fokus kegiatan pada tahun berikutnya adalah mengoptimalkan program pemerintah.

“Pada 2017, pemerintah membentuk 227 kampung KB dan pada 2018 sebanyak 156 kampung KB, sehingga pada 2019 ini sudah tuntas. Tinggal lagi memaksimalkan keberadaannya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan sekaligus meningkatkan kualitas penduduk,” kata dia.

Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo mengharapkan Provinsi Sumatera Selatan dapat menekan angka pernikahan dini karena berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) diketahui ada 36 kejadian per 1.0000 kelahiran telah menikah pada usia dini.

“Wanita yang menikah di usia dini dari sisi kesehatan bisa saja subur secara biologis, akan tetapi belum matang sehingga rentan terkena kehamilan dengan komplikasi tinggi,” kata dia.

Tak hanya itu, anak yang dilahirkan dari ibu yang menikah usia dini kerentanannya 1,5 kali bila dibandingkan dengan ibu yang berusia 20-30 tahun.

Bahkan dari sisi ekonomi, sangat berpengaruh karena bagaimana mungkin berpartisipasi dalam dunia kerja tetapi harus mengurus anak.

"Padahal ada yang namanya bonus demografi, dan syaratnya selain sumber daya manusia berkualitas juga harus ditunjang dengan partisipasi perempuan dalam dunia kerja," kata dia.

Ia mengatakan, batasan usia pernikahan bervariasi, misalkan secara global 18 tahun, sementara dari sisi undang-undang perkawinan 16 tahun, akan tetapi idealnya adalah perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

“Upaya yang dilakukan untuk mencegah pernikahan di usia dini adalah dengan menunda usia perkawinan serta program generasi berencana,” kata dia.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melayani pemasangan implant di Kampung KB Layang-layang, Palembang, Rabu (4/3). (ANTARA/HO/20)

Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyampaikan dukungannya baik secara moril maupun materil dalam menyukseskan program Bangga Kencana BKKBN Sumsel.

Program KB adalah program yang sangat mungkin mempercepat kesejahteraan masyarakat.

“KB tidak hanya diartikan keluarga berencana yang asumsinya hanya urusan alat kontrasepsi namun juga bisa sebagai keluarga bermartabat, keluarga berkualitas keluarga berbahagia dan seterusnya. Ini yang harus ditanamkan kepada masyarakat,” kata dia.