Jakarta (ANTARA Sumsel) - Sejumlah tokoh agama meminta semua pihak
bersikap dewasa dalam menjalani proses pemilihan kepala daerah sehingga
pesta demokrasi itu jangan sampai merusak Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
"Betapa pun ada perbedaan jangan sampai menimbulkan perpecahan,"
kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud saat konferensi pers bersama para tokoh
agama di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis.
Marsudi menegaskan bahwa pesan itu tidak hanya ditujukan bagi
Pilkada DKI yang memang bertensi tinggi, melainkan juga untuk pilkada di
seluruh Indonesia.
"Kalau kita berkomitmen terhadap NKRI mari kita laksanakan pilkada
dengan benar, tidak menggunakan isu yang bisa memecah NKRI," tambah
Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Uung
Sendana L Linggaraja.
Menurut tokoh lintas agama, isu yang berpotensi memecah NKRI adalah
yang menyangkut suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) sehingga
harus dihindari dalam pilkada.
Sementata itu, Sekjen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Gomar Gultom mengatakan NKRI dibangun atas komitmen bersama warga bangsa
termasuk oleh semua agama yang ada di Tanah Air.
"Jangan hanya karena kepentingan sesaat, kepentingan lima tahunan,
kita korbankan kepentingan yang lebih besar. Sejak awal seluruh agama
membangun bangsa ini," kata dia.
Para tokoh agama itu menyerukan agar agama tidak ditarik-tarik ke
ranah politik dan sebaliknya politik tidak dibawa ke ranah agama.
"Nilai-nilai luhur agama seharusnya disumbangkan bagi demokratisasi,
bukan dipolitisasi. Nilai agama hendaknya menjadi landasan moral
pilkada," kata Gomar Gultom.
"Tidak benar agama membawa kerusakan. Agama harus dikembalikan kesuciannya," tambah tokoh Buddha Suhadi Senjaya.
Senada dengan itu, Sekretaris Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PHDI) I Ketut Parwata mengatakan dalam kegiatan apa pun, terlebih
pilkada, harus ditunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang beradab.
"Secara sadar kita pilih demokrasi dalam memilih pemimpin. Kita harus konsekuen," kata Parwata.
Tokoh lintas agama itu menyerukan agar masyarakat tidak mudah
terpancing isu tidak jelas terutama yang disebarkan melalui media
sosial.
Mereka juga mengimbau media massa tidak menyiarkan berita yang
meresahkan, terlebih memancing reaksi keras publik, meski ratingnya
tinggi.
"Pilkada itu pesta penuh suka cita, jangan karena kesalahan jadi
duka cita," kata Sekjen Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius
Subianto Bunyamin
Jangan sampai pilkada rusak NKRI
...."Betapa pun ada perbedaan jangan sampai menimbulkan perpecahan," kata Ketua PBNU Marsudi Syuhud....