“Yang praktis, sudah terbukti di banyak negara adalah dengan imunisasi, gratis di fasilitas kesehatan pemerintah tinggal datang,” kata Prof. Miko dalam webinar tentang ajakan imunisasi untuk mencegah penyakit berat yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Prof. Miko mengatakan penelitian di beberapa negara membuktikan bahwa imunisasi penting karena balita dan murid sekolah rentan terinfeksi penyakit menular. Pada bayi dan balita, kekebalan tubuhnya belum sempurna sepenuhnya, sementara di sekolah banyaknya anak murid yang bercampur di satu area dan bertemu setiap hari sehingga meningkatkan risiko tertular penyakit, sakit berat, cacat hingga meninggal.
Dengan melakukan imunisasi, kekebalan tubuh akan terjaga dan terhindar dari penyakit spesifik hanya dalam hitungan 2 minggu setelah pemberian imunisasi. Sementara jika hanya mengonsumsi ASI, makanan bergizi, madu, herbal ataupun berolahraga hanya untuk penyembuhan dan seringkali tidak efektif karena bersifat mandiri.
“Herbal madu segala macam itu penyembuhan dan pencegahan itu harus mandiri masing-masing jadi nggak efisien dan kurang efektif,” ucap Prof. Miko.
“Imunisasi dapat mematikan virus dan bakteri spesifik tertentu, kalo ASI, herbal, madu nggak bisa dia, nggak punya kekebalan fisik, sehingga semua negara tetap melakukan imunisasi rutin,” tambahnya.