Anggota milisi penentang Al Qaida tewas di Irak

id anggota,milis,anggota milisi penentang Al Qaida tewas di Irak

.....Lima orang anggota milisi penentang Al Qaida bersama sembilan korban lainnya tewas akibat serangan-serangan di Irak, Rabu, kata sejumlah pejabat.....
Baghdad (ANTARA/AFP) - Lima orang anggota milisi penentang Al Qaida bersama sembilan korban lainnya tewas akibat serangan-serangan di Irak, Rabu, kata sejumlah pejabat.

Orang-orang bersenjata membunuh tiga anggota Sahwa dan melukai satu orang di Kirkuk, Irak utara, sementara penyerang lain menembak mati dua anggota milisi penentang Al Qaida itu di dekat Baquba, juga di sebelah utara Baghdad.

Milisi Sahwa terbentuk dari orang-orang suku Sunni Arab yang berpihak pada militer AS memerangi Al Qaida sejak akhir 2006, dan tindakan mereka itu telah mengubah peta perang di Irak. Anggota Sahwa dianggap sebagai pengkhianat oleh militan Sunni dan mereka sering menjadi sasaran serangan.

Dua orang lagi tewas ditembak oleh orang-orang bersenjata di daerah yang sama dimana gerilyawan Sahwa diserang di sebelah timurlaut Baquba, sementara dua pemboman di provinsi Kirkuk mencederai lima prajurit dan seorang polisi.

Orang-orang bersenjata juga menembak mati tujuh orang dan mencederai delapan lain dalam dua serangan di provinsi Baghdad, dan ledakan bom mobil melukai lima orang di sebelah selatan Tikrit.

Dengan korban-korban terakhir itu, kekerasan di Irak telah menewaskan lebih dari 860 orang pada Juli, dan jumlah kematian akibat serangan-serangan melampaui 3.100 orang sejak awal tahun ini, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Kekerasan itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada 19 Desember 2011 setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu, namun tidak jelas berapa orang yang masih ditahan.

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, ujar sumber itu.(Antara)