Deklarasi Daun Lontar dari ujung selatan Nusantara

id indonesia

Deklarasi Daun Lontar dari ujung selatan Nusantara

Ilustrasi.(FOTO ANTARA)

Kami semua di sini adalah warga negara Indonesia. Dan satu tekad kami adalah mempertahankan keutuhan NKRI.....
Rote (ANTARA Sumsel) - Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, merupakan pulau terdepan Indonesia dari sisi bagian selatan yang berbatasan langsung dengan dua negara yaitu Australia dan Timor Leste.

Keberadaan wilayah ini bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sangat penting. Untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan rasa memiliki bagi pemuda serta masyarakat dicetuskanlah "Deklarasi Daun Lontar".

"Kami semua di sini adalah warga negara Indonesia. Dan satu tekad kami adalah mempertahankan keutuhan NKRI," kata perwakilan pemuda Rote Naumi Henuk di sela "Deklarasi Daun Lontar" di Pantai Nambrela Rote, Jumat.

"Deklarasi Daun Lontar" merupakan bentuk kebulatan tekad pemuda dan masyarakat pulau terdepan sisi selatan Indonesia. Selain ditulis dalam sebuah kertas, kebulatan tekad ini tertuang pada daun lontar sepanjang empat meter.

Ada tiga pernyataan sikap yang dibacakan pada gelaran "Merajut Indonesia" yang diprakarsai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini dengan penuh semangat oleh perwakilan pemuda dan pramuka Pulau Rote yaitu :  

Satu : Kami pemuda dan Pramuka Indonesia peserta "Merajut Indonesia" di Pulau Rote NTT bersaksi bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan kuat karena kemajemukannya. Kemajemukan yang ditandai oleh bentang luas wilayah dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Kedua : Kemajemukan Indonesia yang meliputi keragaman suku, agama, adalah kekayaan bangsa yang harus dirawat dijaga dan ditegakkan untuk menghindarkan Indonesia dari benih ancaman disintegrasi yang tidak dikehendaki.

Ketiga :  Atas dasar fakta semakin tergerusnya nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda khususnya, kami sepakat mencanangkan "Deklarasi Daun Lontar" yaitu komitmen bersama pemuda Indonesia untuk bersatu, berbakti, beraksi untuk negeri, meneguhkan kecintaan pada Tanah Air serta menjunjung tinggi falsafah Bhinneka Tunggal Ika dalam rangka menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Sebelum "Deklarasi Daun Lontar" dibacakan, semua pemuda yang hadir termasuk Pramuka yang menggelar perkemahan selama kegiatan "Merajut Indonesia" berbaris dengan rapi dan sepuluh pemuda berikut pembaca deklarasi naik panggung dengan membawa Bendera Merah Putih.

Deklarasi langsung dibacakan dengan penuh seksama oleh Naumi Henuk. Setelah deklarasi dibacakan semua pemuda yang hadir termasuk Menpora Roy Suryo serta pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT dan Kabupaten Rote Ndao memberikan apresiasi yang tinggi.

Bupati Rote Ndao Leonard Haning mengatakan, kabupaten yang berpisah dengan Kabupaten Kupang sejak 1 Juli 2002 merupakan daerah yang terbatas terdepan dan terpencil dibandingkan dengan pulau yang lain.

Dari 107 pulau yang ada, hanya delapan pulau saja yang berpenghuni yang dua di antaranya adalah Pulau Rote yang merupakan ibu kota kabupaten dan Pulau Ndana yang berada kurang lebih tiga kilometer arah selatan Pulau Rote.

"Harus kita akui bahwa di sini semuanya terbatas, terdepan dan terpencil pula. Tapi di sini ada dalam Bhinneka Tunggal Ika dan merupakan satu kesatuan dalam NKRI," kata Leonard Haning dengan penuh semangat.

Sebagai pulau terdepan Indonesia di sisi selatan, kata dia, peluang untuk mendapatkan godaan dari negara lain cukup besar. Untuk itu dengan adanya kegiatan "Merajut Indonesia" akan memperkuat lagi rasa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Rote Ndao.

Harapan yang dinginkan, kata dia, sebagai pulau terdepan pembangunan juga harus terdepan demi menyejajarkan diri dengan daerah yang lain termasuk dalam ketahanan dan pendidikan.

"Tidak hanya pertahanan yang diperkuat. Ketahanan pangan dan pendidikan harus diperkuat juga. Dari Rote kami titip salam kepada semua masyarakat Indonesia demi sebuah keutuhan NKRI," kata pria asli Pulau Rote itu.

Meski dinilai belum maksimal, Kabupaten Rote Ndao yang memiliki jumlah penduduk sekitar 123 ribu jiwa ini mulai berkembang baik terutama dari sektor pertanian, budidaya rumput laut maupun pariwisata. Bahkan dalam tiga tahun terakhir telah surplus pangan.

Sementara itu Menpora Roy Suryo sangat mengapresiasi pemuda Kabupaten Pulau Rote Ndao yang sangat menjunjung tinggi nilai kebangsaan yang sangat tinggi. Hal ini diwujudkan dalam kebulatan tekad yang tertuang dalam "Deklarasi Daun Lontar".

"Mempertahankan keutuhan NKRI bukan hanya tugas menteri tetapi tugas seluruh masyarakat Indonesia. Melalui "Merajut Indonesia" kita kobarkan lagi semangat nasionalisme kita," katanya dengan tegas.

"Merajut Indonesia" merupakan program dari Kemenpora dengan tujuan untuk meningkatkan nasionalisme pemuda Indonesia. Kegiatan ini dengan mendatangi langsung pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Kunjungan ke Pulau Rote merupakan rangkaian "Merajut Indonesia" yang kedua. Sebelumnya rombongan pemuda dan didampingi langsung oleh Menpora mengunjungi Pulau Miangas yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Setelah ke Pulau Rote, "Merajut Indonesia" akan melakukan perjalanan ke Merauke. Kota ini berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Selanjutnya menuju Sabang yang berada di Pulau Weh Nanggroe Aceh Darussalam dan ditutup di Samarinda bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.