Palembang (ANTARA Sumsel) - Kesuksesan Festival Jakarta Great Sale yang
mampu meraup omzet hingga Rp13 triliun pada tahun lalu mengilhami
Pemerintah Kota Palembang untuk melakukan langkah serupa.
Meski menyadari belum mampu menandingi Jakarta Great Sale,
pemerintah kota optimistis ajang ini akan mendongkrak wisata belanja
yang sempat meningkat saat Palembang menjadi tuan rumah SEA Games 2011.
Potongan harga besar-besaran hingga 70 persen untuk produk pakaian,
makanan, hingga penginapan bertajuk "Palembang Great Sale" resmi
diluncurkan di Palembang, Kamis (2/4).
Ajang belanja murah hingga satu bulan mendatang ini diprakarsai oleh
Pemerintah Kota Palembang bekerja sama dengan Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) untuk menghidupkan wisata belanja di kota itu
yang mulai menggeliat setelah menjadi tuan rumah SEA Games 2011.
Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Palembang Harnojoyo dalam sambutan
membuka kegiatan mengatakan bahwa sektor perhotelan dan pariwisata masih
menjadi primadona pedapatan asli daerah (PAD) Kota Palembang sehingga
beragam ide kreatif untuk mendorong bisnis ini mendapat dukungan penuh
pemkot.
"Hingga kini, sebanyak 40 persen PAD Palembang berasal dari hotel
dan restoran. Sampai triwulan pertama, sudah mencapai 25 persen atau
sekitar Rp10 miliar. Ajang `Palembang Great Sale` ini diharapkan makin
membangkitkan sektor ini," kata Harnojoyo.
Ia mengatakan bahwa Palembang yang sudah ditunjuk menjadi tuan rumah
Asian Games 2018 terus berbenah untuk menjamu para tamu-tamu negara.
Ajang Palembang Great Sale ini akan dijadikan agenda tahunan pada
masa mendatang sehingga pada tahun 2018 sudah dalam konsep yang lebih
matang.
"Ini baru pertama, jadi belum maksimal betul. Akan tetapi, pada
tahun mendatang, jika digarap dengan serius, bukan tidak mungkin
menyaingi `Jakarta Great Sale`," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera
Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan bahwa ajang ini untuk kali
pertama digelar di Palembang sehingga masih tahap uji coba.
"Mungkin ada pertanyaan mengapa digelar bukan pada masa libur
(liburan)? Jawabannya karena ingin belajar dahulu. Pemerintah ingin
melihat bagaimana komitmen dari pelaku usaha, mau atau tidak mereka
ini?" kata Irene.
Sementara ini, menurut dia, respons yang diberikan pelaku usaha,
mulai dari kelompok usaha menengah, kecil, hingga pengusaha menengah
terbilang cukup positif. Demikian pula, pemilik usaha ritel, pasar
modern, dan mal.
Hampir seluruh pemilik toko di Palembang mau memberikan potongan
harga hingga 70 persen, seperti pedagang kain songket dan jumputan di
Pasar 16 Ilir.
"Dari puluhan pedagang kain di Pasar 16 Ilir, hanya satu yang tidak
mau ikut. Artinya, para pelaku usaha kita sudah peduli dengan upaya
menjadikan Palembang ini sebagai tujuan wisata belanja," kata dia.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Provinsi Sumatera
Selatan Erlan Asfiuddin mengatakan bahwa pihaknya memunculkan ide
Palembang Great Sale ini untuk menggeliatkan bisnis penginapan dan
restoran yang sedang turun saat ini.
"Dengan adanya diskon besar-besaran, akan memancing wisatawan datang
ke Palembang yang pada akhirnya tingkat hunian hotel akan meningkat,"
kata dia.
Fokus Garap Wisata
Kota Palembang, Sumatera Selatan, mulai dikenal di kawasan Asia
hingga Eropa sejak menjadi tuan rumah berbagai ajang olahraga
internasional multicabang olahraga, seperti SEA Games 2011, Islamic
Solidary Games 2013, ASEAN University Games 2014.
Untuk ajang single event olahraga, Sumsel menjadi tuan rumah untuk
sejumlah ajang bergengsi, yakni Kejuaraan Dunia Ski Air dan Wakeboard
pada tahun 2012, Kejuaraan Voli Pantai Asia Pasifik pada tahun
2010--2013, dan babak kualifikasi Piala Davis 2015 pada bulan Maret
lalu.
Kemudian, pada akhir April ini dijadwalkan akan menggelar Kejuaraan
Tinju Internasional Piala Presiden dengan diikuti 25 negara, dan tuan
rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.
Oleh karena itu, Gubernur Sumatera Selatan H. Alex Noerdin
menyatakan Sumatera Selatan fokus menggarap pada sektor pariwisata untuk
memanfaatkan momen pelaksanaan Asian Games mendatang.
"Setelah SEA Games, Sumsel sudah menggembangkan wisata olahraga.
Kompleks Olahraga Jakabaring saat ini sudah menjadi tempat kunjungan
wisatawan asing dan domestik. Namun, dengan ini saja tidak cukup, harus
ada inovasi baru," kata Alex beberapa waktu lalu.
Untuk itu, selain wisata olahraga, Sumsel juga menggarap wisata
belanja dan wisata sejarah karena dirasakan tidak cukup jika hanya
menjual Kompleks Olahraga Jakabaring untuk menggaet wisatawan.
Hanya saja untuk wisata sejarah, Alex tidak menampik berjalan lambat
meski Sumatera Selatan dikenal sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya pada
abad VII--XV.
Semestinya, menurut Alex, daerah ini berkembang pesat menjadi salah satu tujuan wisata sejarah religius sejak lampau.
"Sangat disayangkan daerah kita tidak memiliki para inovator untuk
menjadikan sejarah masa lampau itu sebagai nilai tambah terhadap
pembangunan pariwisata," kata Alex Noerdin.
Gubernur memberi contoh seputar Kantor Wali Kota Palembang
ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya. Di daerah itu perlu ada inovasi
yang dikembangkan untuk menjelaskan secara mendalam dan kontinu kepada
setiap wisatawan nusantara maupun mancanegara betapa menariknya lokasi
itu.
Pada masa penjajahan Belanda, Kantor Wali Kota Palembang itu menjadi
sebuah menara air bersih. Bangunan berarsitektur Eropa dengan atap
datar itu pada bagian bawah menara airnya dijadikan sebagai pusat
Pemerintahan Kota Palembang.
Setelah kemerdekaan, bangunan tersebut menjadi Kantor Wali Kota
Palembang dan lokasi tidak jauh dari bantaran Sungai Musi, Jembatan
Ampera, dan Benteng "Kuto Besak".
"Itu salah satu contoh saja jika kita mau sebab masih banyak lagi
situs arkeologi peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya di Palembang,
seperti Taman Bukit Siguntang," ujarnya.
Menurut Alex, pengelolaan sebuah objek yang bisa diangkat menjadi
sumber ekonomi amat dibutuhkan para inovator tersebut. Misalnya, seorang
kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan harus memiliki "jiwa
pedagang".
Hal yang sama untuk pengembangan sektor kepariwisataan juga
dibutuhkan para inovator yang mampu menjual inovasi-inovasi dan
kreativitas.
Menurut dia, kesempatan dan peluang itu harus ditangkap karena
Sumatera Selatan hingga kini terus dilirik para investor asing, termasuk
menjadi tuan rumah berbagai penyelenggaraan kegiatan internasional,
mulai dari kegiatan olahraga hingga pertemuan bisnis, sosial, dan
budaya.
Terkait dengan keinginan Alex ini, Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Sumatera Selatan Irene Camelyn Sinaga mengatakan bahwa untuk
sektor wisata sejarah telah menggarap Wisata Jalur Laut Sutra, yakni
tapak tilas pelayaran samudra Laksamana Cheng Ho yang terdiri atas
sembilan serial mulai Aceh hingga Bali.
"Sumatera Selatan optimistis bakal mendapatkan porsi besar di wisata
jalur sutra yang dikembangkan Kementerian Pawisata karena berdasarkan
sejarahnya, Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Palembang," kata
dia.
Selain menggarap sektor wisata sejarah, Sumsel saat ini mulai
merambah gelaran acara di luar olahraga. Belum lama ini, menggelar
Festival Musik Jazz dan peluncuran film nasional berjudul "Ada Surga di
Rumahmu" yang pembuatannya berlatar belakang Kota Palembang.
"Tentunya Sumsel harus berpikir jauh ke depan karena sampai kapan
akan menjual event olahraga? Akan tetapi, harus disadari, sektor
pariwisata adalah investasi jangka panjang dan tidak bisa instan," kata
mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sumsel ini.
Mendorong pariwisata lewat "Palembang Great Sale"
....Sumatera Selatan optimistis bakal mendapatkan porsi besar di wisata jalur sutra yang dikembangkan Kementerian Pawisata karena berdasarkan sejarahnya, Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Palembang....