BPBD: Jumlah titik panas Sumsel capai 1.098 sepanjang September 2024

id sumsel,palembang,karhutla,hotspot,bpbd sumsel

BPBD: Jumlah titik panas Sumsel capai 1.098 sepanjang  September 2024

Petugas memadamkan kebakaran lahan gambut di sisi Tol Palindra Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel. (ANTARA/HO)

Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan menyebutkan jumlah titik panas di wilayah itu mencapai 1.098 pada periode 1-18 September 2024.

Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman di Palembang, Kamis, mengatakan pada Rabu (18/9), ada sejumlah titik panas dengan rincian Kabupaten Muara Enim 32 titik panas, Musi Rawas (Mura) 16 titik panas, Musi Banyuasin (Muba) 15 titik panas, Lahat 11 titik panas, dan Banyuasin 10 titik panas.

Dari angka tersebut, jumlah titik panas sepanjang 1-18 September mencapai 1.098. Untuk jumlah titik panas terbanyak itu di Muba yang mencapai 249 hotspot, Muara Enim 200 titik panas, Banyuasin 149 titik panas, Mura 103 titik panas, Musi Rawas Utara (Muratara) 91 titik panas, Lahat 86 titik panas, dan Ogan Kometing Ilir (OKI) 56 titik panas.

"Jumlah titik panas ini tidak setinggi pada bulan Agustus 2024 yang mencapai titik panas," jelasnya. Sedangkan, jumlah titik panas sepanjang tahun 2024 itu mencapai 3.242. Untuk wilayah terbanyak ditemukan titik panas itu berada di Muba 764 titik panas, Muara Enim 549 titik panas, Mura 382 titik panas, Muratara 347 titik panas, Banyuasin 311 titik panas, Lahat 212 titik, OKI 157 titik panas, dan Ogan Komering Ulu (OKU) 108 titik panas.

Selain itu, BPBD Sumsel saat ini tengah memadamkan karhutla di Desa Suka Dana, Kecamatan Sungai Rotan, Muara Enim, karena apu kembali menyala setelah sebelumnya hanya menyisakan asap di wilayah tersebut.

"Api kembali menyala dan meluas sampai membakar lahan warga. Upaya pemadaman hari ini sudah memasuki hari ke-15 sejak terbakar 5 September yang lalu," ujarnya.

Ia mengatakan luas lahan yang terbakar sekitar 6,3 hektare dan saat ini telah meluas hingga ke kebun karet warga

"Kami belum mengetahui penyebab terbakarnya kembali wilayah tersebut. Namun, kondisi karhutla di lahan gambut membuat area tersebut sulit dilakukan pemadaman," kata Sudirman.