Semarang (ANTARA) - Pengamat pendidikan Universitas PGRI Semarang (Upgris) Ngasbun Egar menilai penerapan kembali ujian nasional (UN) boleh saja, tetapi jangan membawa sistem yang lama.
"UN bisa saja dilaksanakan lagi, tapi jangan mengulang kelemahan UN lalu," katanya di Semarang, menanggapi wacana penerapan kembali UN oleh KementerianPendidikan Dasar dan menengah (Kemendikdasmen), Jumat.
Menurut dia, pemerintah sebagai pengambil kebijakan berhak untuk melakukan evaluasi sistem pendidikan yang berjalan, termasuk melalui pelaksanaan UN.
Namun, kata dia, harus diingat bahwa sistem penyelenggaraan UN dulu memiliki sejumlah kelemahan yang kemudian disikapi dengan penghapusan UN.
Kalaupun mau diterapkan lagi, mantan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Semarang itu mengatakan tentunya harus ada kajian untuk memastikan kelemahan-kelemahan sistem yang dulu tidak terulang.
"Pertama, jangan menjadikan UN sebagai penentu utama kelulusan siswa. Kalaupun jadi salah satu penentu boleh saja, tetapi persentasenya kecil," katanya.
Berita Terkait
Anak gajah mati karena sakit Taman Nasional Way Kambas
Selasa, 3 Desember 2024 20:32 Wib
Menyelamatkan gabah petani untuk kekuatan pangan nasional
Senin, 2 Desember 2024 7:25 Wib
Presiden Prabowo naikkan Rp2 juta guru non-ASN dan 1 gaji pokok ASN
Selasa, 26 November 2024 16:44 Wib
Disdukcapil OKU tetap buka berikan layanan di hari pencoblosan Pilkada 2024
Selasa, 26 November 2024 17:00 Wib
Guru Supriyani bebas dan dapat afirmasi jadi PPPK
Senin, 25 November 2024 15:07 Wib
PGRI setuju penghapusan zonasi sekolah untuk pemerataan pendidikan
Senin, 25 November 2024 14:55 Wib
Mendikdas menjanjikan peningkatan kualifikasi pendidikan guru
Senin, 25 November 2024 12:02 Wib
Kiat Lampung dukung program swasembada pangan nasional
Sabtu, 23 November 2024 15:45 Wib