Hingga November 2024, Dinkes Sumsel deteksi 5.243 kasus DBD

id Sumsel,Dinkes sumsel,kasus DBD,Musim penghujan

Hingga November 2024, Dinkes Sumsel deteksi  5.243 kasus DBD

Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD) di Lumajang, Jawa Timur, Kamis (7/11/2024). ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/tom.

Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan menemukan 5.243 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu periode Januari-November 2024.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel Ira Primadesa di Palembang, Kamis, mengatakan saat ini jumlah kasus DBD di Sumsel mencapai 5.243 kasus.

Namun, angka itu menjadi lebih tinggi jika dibandingkan jumlah kasus DBD pada 2023 yang mencapai 2.804 kasus.

Ia menjelaskan kasus DBD itu lebih banyak muncul pada musim hujan dan saat curah hujan semakin tinggi sebab banyak genangan air yang mempercepat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti --penyebab DBD.

"Jadi perkembangannya itu paling tinggi di musim hujan, atau November hingga Januari,” katanya.

Dalam menanggulangi kasus DBD, Dinkes Sumsel melakukan pemberantasan dan penanggulangan DBD, salah satunya dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang sudah gencar dilakukan di beberapa kabupaten dan kota di Sumsel.

Masuk musim penghujan seperti ini, katanya, memang perlu dilakukan pencegahan DBD, agar nantinya tidak akan menimbulkan lonjakan kasus pada awal tahun atau puncak musim hujan.

"Saat ini kami tengah menggencarkan kegiatan PSN , karena pada bulan-bulan seperti ini sangat cocok dilakukan untuk menekan tingginya kasus yang akan terjadi di awal tahun depan nanti," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk segera datang ke puskesmas atau rumah sakit apabila pasien demam tinggi dengan ciri-ciri gejala DBD.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih, dengan cara membersihkan sarang-sarang nyamuk. Dimulai dari rumah masing-masing," kata Ira.