Palembang (ANTARA) - Tim Dinas Kesehatan Kota Prabumulih belajar ke Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan untuk menerapkan zona integritas (ZI) wilayah bebas korupsi di lingkungan kerjanya.
"Melalui studi tiru ini, kami mengadopsi berbagai inisiatif dan strategi yang telah diterapkan di Kanwil Kemenkumham Sumsel dalam upaya pembangunan zona integritas, untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sektor kesehatan," kata Kasubbag Hukum, Kepegawaian, Umum dan Humas Dinkes Prabumulih Lisa Fitri usai berkunjung ke Kanwil Kemenkumham di Palembang, Rabu.
Menurut dia, pihaknya mengucapkan terima kasih atas penerimaan yang hangat dan berharap kunjungan ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan tentang pembangunan zona integritas yang dapat diterapkan di Dinkes Prabumulih dan jajaran hingga puskesmas pembantu di daerah pelosok.
Penerapan zona integritas untuk mewujudkan wilayah bebas korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM) guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di jajaran Dinkes Prabumulih, kataLisa Fitri.
Kedatangan tim dari Dinas Kesehatan Kota Prabumulih disambut langsung oleh Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Sumsel, Sigit Setiawan, bersama jajarannya dari Tim Reformasi Birokrasi.
Sigit Setiawan dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa pembangunan ZI merupakan langkah awal dalam pelaksanaan reformasi birokrasi yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola yang baik (good governance) melalui birokrasi yang bersih dan akuntabel.
Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan kerja keras serta komitmen dari seluruh pegawai dalam menjalankan proses reformasi demi meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik, jelas Sigit.
Sementara Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat, Reformasi Birokrasi, dan Teknologi Informasi Kemenkumham Sumsel, Hamsir mengungkapkan bahwa dalam pembangunan zona integritas ( ZI) sangat penting untuk memperhatikan kelengkapan data dukung serta proses penilaian lapangan.
Selain itu, strategi pembangunan dan inovasi pelayanan juga menjadi kunci keberhasilan, termasuk dalam menciptakan perubahan nyata (before and after) yang berujung pada predikat WBK, jelas Hamsir.