Dokter: Anak sehat lebih baik tidak konsumsi makanan olahan ultra

id makanan olahan, ultra processed food, obesitas,idai

Dokter: Anak sehat lebih baik tidak konsumsi makanan olahan ultra

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A (K) saat ditemui ANTARA di kantor IDAI, Rabu (17/7/2024) (ANTARA/Fitra Ashari)

Jakarta (ANTARA) -
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A (K) mengatakan anak yang sehat lebih baik tidak mengonsumsi makanan olahan ultra (ultra processed food) untuk menghindari masalah kesehatan di kemudian hari.
 
“Secara umum anak-anak sehat jauh lebih baik tidak mengkonsumsi ultra proses food maupun junk food, keduanya tidak baik bagi kesehatan anak-anak yang sehat,” Piprim saat ditemui ANTARA di kantor IDAI, Rabu.
 
Piprim mengatakan makanan dengan pemrosesan ultra memiliki kandungan yang minim serat namun sangat tinggi kalori dan gula. Hal itu dapat membuat indeks glikemik pada pada tubuh meningkat sehingga langsung mengubah makanan menjadi gula.
 
Gula dalam tubuh yang berlebihan inilah yang menyebabkan potensi adiktif dan membuat anak menjadi ketergantungan makanan olahan. Selain itu, makanan olahan ultra memiliki rasa yang sangat lezat sehingga menyebabkan palet rasa anak menjadi terlalu tinggi dan tidak mengenal rasa makanan asli.
 
Kecanduan makanan olahan, kata Piprim, berakibat anak bisa menderita berbagai macam penyakit metabolik seperti obesitas, dislipidemia (kolesterol tinggi) hingga hipertensi.
 
“Kalau anak kita mengonsumsi (ultra processed food) di pasaran bebas ini akan sangat adiktif dan over konsumsi, sehingga akibatnya akan menjadi over kalori, obesitas dan seterusnya,” katanya.