Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan penggunaan bakteri Wolbachia dalam upaya pengendalian penularan demam berdarah dengue (DBD) terbukti efektif menekan kasus terinfeksi hingga 77 persen.
“Ini sudah teruji sejak 2011 lalu di belasan negara di dunia yang menerbitkan 10 paper penelitian publikasi internasional,” kata Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan Wolbachia merupakan inovasi yang baik, aman, efektif, langkah penanganan jangka panjang, serta dapat dipertanggungjawabkan dalam menekan kasus DBD di Indonesia.
Penggunaan Wolbachia, kata dia, bahkan lebih efektif dibandingkan dengan penanganan DBD melalui pengasapan, mengingat biayanya relatif lebih mahal serta membuat nyamuk lebih resisten.
Ia mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir ketika pada periode awal pelepasan Wolbachia yang membuat populasi nyamuk di lingkungan sekitar menjadi lebih banyak.
Berita Terkait
Gejala cacar monyet dari demam hingga nyeri otot
Senin, 26 Agustus 2024 14:33 Wib
Memahami fase perjalanan klinis DBD bantu selamatkan nyawa
Selasa, 16 Juli 2024 10:49 Wib
Polres OKU "serang" sarang nyamuk penyebar DBD
Jumat, 5 Juli 2024 19:37 Wib
Perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab penyakit DBD
Jumat, 7 Juni 2024 16:57 Wib
Dinkes OKU mencatat 10 kasus DBD
Senin, 29 April 2024 19:56 Wib
Pj Wali Kota Palembang masifkan pemberantasan sarang nyamuk cegah DBD
Selasa, 23 April 2024 19:30 Wib
Enam warga Lebak meninggal akibat DBD
Sabtu, 13 April 2024 11:51 Wib
Tahukan anda, ternyata gigitan nyamuk naik 2,5 kali lipat di cuaca panas
Kamis, 21 Maret 2024 22:27 Wib