Limbah organik sebagai aset bagi ekonomi sirkular

id Maggot,jangkrik,Limbah organik,sampah,berita sumsel, berita palembang

Limbah organik sebagai aset bagi ekonomi sirkular

Pekerja melakukan proses budidaya maggot (larva lalat Black Soldier Fly) di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kamis (3/8/2023). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp. (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)

Penelitian–penelitian tersebut mengungkap tepung jangkrik dapat digunakan sebagai pakan. Tepung jangkrik menjadi solusi alternatif ketika harga konsentrat pakan melambung tinggi. Sumber nutrisi yang berasal dari maggot dan jangkrik merupakan alternatif solusi bagi petani ikan dan peternak.

Yang menarik, keluarga Gryllidae itu tergolong ke dalam serangga layak santap (edible insects) dan telah dikenal di banyak negara. Di perdesaan Jawa, jangkrik bakar atau sangrai sudah sejak lama dijadikan kudapan tradisional.

Jangkrik juga dikenal sebagai makanan sumber protein di negara-negara lain, terutama di Asia, diantaranya di Negara Thailand, Kamboja, Tiongkok, Korea, dan Jepang. Negara-negara di Benua Amerika dan Australia juga belakangan mulai mencoba mengonsumsi penganan ini.

Ulasan ilmiah dalam Frontiers in Nutrition (2020) mengungkap sebagian besar jangkrik yang dapat dimakan mengandung protein lebih tinggi daripada sumber protein hewani yang umum, seperti kambing dan ayam.

Tubuh dapat mencerna proporsi protein dari jangkrik yang sedikit lebih rendah daripada telur, susu, atau daging sapi. Namun, itu juga menunjukkan bahwa tubuh mencerna protein jangkrik lebih baik daripada sumber protein nabati yang populer, seperti beras dan jagung.

Sumber dari Healthline menyebutkan bahwa bubuk protein jangkrik mengandung sekitar 65,5 persen protein.

Beberapa spesies jangkrik terdiri dari sumber protein lengkap, yang mengandung sembilan asam amino esensial dalam porsi ideal. Hewan ini memiliki mikro nutrisi lainnya, seperti kalsium, kalium, zinc, magnesium, tembaga, folat, biotin, asam pantotenat, dan zat besi.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Scientific Reports (2018) mengungkap konsumsi jangkrik dapat meningkatkan kandungan bakteri menguntungkan Bifidobacterium animalis hingga 5,7 kali di usus manusia.

Biokonversi sampah organik menjadi serangga untuk pakan menjadi alternatif pemanfaatan sampah organik yang selama ini hanya melulu menjadi kompos untuk pertanian.


*) Penulis adalah peneliti pada Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB University dan Kandidat doktor di Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pasca-Sarjana, IPB University