Jakarta (ANTARA) - Mengganti air radiator dengan air keran atau air mineral memang masih banyak dilakukan oleh pengguna kendaraan roda empat di Indonesia, hal tersebut justru memberikan dampak yang tidak baik pada sistem pendingin di sebuah kendaraan.
"Pada dasarnya air memang memiliki transfer heat terbaik dalam menghantarkan panas. Namun jika pemilik kendaraan hanya menggunakan air keran atau mineral, tentu akan berpotensi terjadi korosi (karat) pada sistem pendinginan mesin. Untuk itu, perlu menggunakan radiator coolant yang memiliki aditif anti karat dan kandungan glycol di dalamnya," kata Manager Promosi PT Autochem Industry, Dhany Ekasaputra dalam keterangan resminya, Jumat.
Menurut dia, merawat kendaraan bukan hanya sekedar mengecek kondisi pelumas saja. Karena kendaraan yang hadir di negara-negara tropis seperti di Indonesia, pemiliknya juga perlu melakukan pengecekan kondisi cairan pendingin atau radiator.
Dengan rajin melakukan pengecekan radiator pada mobil, akan dapat meminimalisir terjadinya overheat yang jika dibiarkan akan dapat menimbulkan banyak masalah dan juga biaya yang cukup besar.
Berita Terkait
Lima cara atasi sistem setir bermasalah
Senin, 19 Agustus 2024 9:42 Wib
Dampak pemasangan dashcam tidak benar, bisa rusak komponen mobil
Minggu, 21 Juli 2024 8:28 Wib
Produsen mobil Inggris MG Motor rambah pasar otomotif Palembang
Kamis, 27 Juni 2024 18:41 Wib
Pengamat sebut produsen China bisa berikan harga jual kompetitif
Rabu, 5 Juni 2024 16:53 Wib
Ini 10 penyebab kendaraan dengan teknologi injektor mati saat digas
Rabu, 29 Mei 2024 10:13 Wib
Pentingnya ban prima saat mudik dalam cuaca tidak menentu
Senin, 18 Maret 2024 11:45 Wib
Berbagai kemudahan merawat motor di era digital
Senin, 9 Oktober 2023 13:40 Wib
Balap motor Porprov Sumsel momentum tingkatkan prestasi otomotif
Minggu, 24 September 2023 7:53 Wib