Praktisi keselamatan untuk kendaraan roda dua dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan bahwa pemeliharaan atau perawatan kendaraan roda dua kini menjadi lebih mudah dibandingkan beberapa dekade lalu, saat bengkel resmi masih jarang ditemukan.
“Kalau pemeliharaan jaman sekarang itu tidak seperti dulu, yang dimana bengkel masih kurang atau masalah lainnya. Kalau sekarang itu dari masing-masing brand seperti Honda ada AHASS kan sudah banyak tuh yang beredar di setiap kotanya,” kata Jusri Pulubuhu saat dihubungi ANTARA beberapa waktu lalu.
Menurut Jusri tren digital yang semakin berkembang juga memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mengatur jadwal perawatan kendaraan mereka di bengkel.
Dia menjelaskan bahwa secara periodik, konsumen akan mendapatkan pesan untuk membawa kendaraan mereka ke bengkel resmi ketika sudah masuk waktunya. Seperti yang dia alami untuk merawat berbagai kendaraan kesayangannya seperti Honda Beat dan juga Honda CBX150 miliknya
“Jadi, pengetahuan orang atau konsumen sekarang dengan 20 tahun lalu sudah berbeda sekali. Sekarang sudah sangat simple sekali,” ucap dia.
Pria yang gemar menggunakan motor dalam kesehariannya mengakui bahwa penggunaan motor yang aktif atau digunakan dalam kegiatan sehari-hari harus diimbangi dengan perawatan yang sesuai dengan aturan yang dianjurkan.
Jika melakukan perawatan tidak sesuai dengan jadwalnya atau menunda perawatan berkala, bukan hanya menyiksa kendaraan melainkan akan menambah beban biaya yang besar ke depannya.
Mereka yang tidak aktif menggunakan kendaraan dalam sehari-hari (hanya punya saja) juga diharuskan untuk mengecek kendaraannya. Namun, periodenya saja yang tidak sama dengan mereka yang aktif.
“Jadi, baik yang aktif dan tidak terlalu aktif itu sama-sama wajib memeriksakan kendaraan agar tetap nyaman ketika digunakan,” jelas dia.
Selain itu, Jusri menyayangkan bahwa masih banyak pengguna motor yang salah dalam mengartikan fungsi dan juga kegunaan sepeda motor itu sendiri.
Dia menilai banyak konsumen atau pemilik yang menganalogikan sepeda motor dapat dijadikan sebagai angkutan barang yang justru membebani kendaraan itu sendiri.
Sehingga, dengan beban yang tidak sesuai, komponen-komponen yang ada pada sepeda motor itu akan memiliki usia yang tidak panjang atau sebagaimana mestinya.