Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit dr Arini Widodo, SpKK mengatakan bahwa di samping menggunakan tabir surya, beberapa makanan dan nutrisi tertentu juga dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV).
"Makanan dan nutrisi tertentu dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu kepada ANTARA, Rabu.
Arini menjelaskan, nutrisi-nutrisi tersebut di antaranya antioksidan, asam lemak omega-3, karotenoid, vitamin C, vitamin E, hingga polifenol.
Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, antioksidan dapat membantu menetralisir radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar UV yang dapat merusak sel-sel kulit.
"Makanan kaya antioksidan meliputi buah-buahan dan sayuran seperti beri, sayuran berdaun hijau, dan paprika, Kemudian juga kacang-kacangan dan biji-bijian utuh," kata Arini.
Sedangkan asam lemak omega-3, dikatakan Arini, memiliki sifat anti-inflamasi dan mungkin dapat membantu melindungi dari luka bakar matahari dan kerusakan kulit lainnya yang disebabkan oleh radiasi UV,
Adapun makanan yang kaya asam lemak omega-3 meliputi ikan berlemak seperti salmon, makarel, dan sarden, kacang walnut, biji rami, dan biji chia.
Kemudian karotenoid, merupakan pigmen yang ditemukan di tumbuhan yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Karotenoid dapat ditemukan di wortel, ubi jalar, tomat, dan semangka.
Lalu vitamin C berperan dalam produksi kolagen dan dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Sumber vitamin C meliputi buah-buahan sitrus, stroberi, kiwi, dan brokoli.
Arini melanjutkan, vitamin E merupakan antioksidan yang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV jika dikonsumsi bersama antioksidan lain seperti vitamin C. Anda dapat memperoleh vitamin E dari almond, biji bunga matahari, dan bayam.
Terakhir, nutrisi lain yang bermanfaat melindungi kulit dari sinar UV dan mengurangi peradangan adalah polifenol yang biasa ditemukan dalam teh hijau.
Meski dapat membantu mendukung kesehatan kulit dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, Arini mengingatkan nutrisi-nutrisi tersebut tidak dapat menjadi pengganti tabir surya.
"Mereka bukan pengganti tabir surya dan pakaian pelindung, tidak bisa menggantikan fungsi tabir surya. Jadi, tetap penting untuk mengikuti pedoman proteksi dari sinar matahari yang sesuai untuk meminimalkan risiko kerusakan kulit akibat paparan sinar UV," kata Arini.
Ia pun tetap merekomendasikan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 dan memberikan perlindungan dari UVA dan UVB, meminimalkan waktu di luar ruangan selama indeks UV berada di puncaknya yakni sekitar pukul 10 pagi hingga 4 sore, hindari sengatan matahari, dan gunakan topi yang melindungi wajah, kepala, telinga, dan leher.
"Untuk kulit kering, akan lebih baik memakai tabir surya yang cream dan moisturizing. Sedangkan kulit berminyak biasanya lebih nyaman dengan konsistensi yang lebih ringan seperti gel atau lotion. Sementara kalau yang sensitif, pakai tabir surya yang hipoalergenik," pungkas Arini.
Berita Terkait
Dokter sebut sunscreen masih efektif lindungi kulit saat cuaca ekstrem
Minggu, 24 Maret 2024 18:12 Wib
Paham beda "sunblock" dan "sunscreen"
Jumat, 2 Desember 2022 13:17 Wib
Uniqlo rilis rangkaian "lifewear" antiradiasi
Sabtu, 6 Maret 2021 14:58 Wib
Hotel pakai sinar UV, pastikan kebersihan kamar selama pandemi
Jumat, 18 Desember 2020 16:47 Wib
Ada lampu meja UV-C penonaktif COVID-19
Senin, 5 Oktober 2020 7:42 Wib
Boeing uji coba perangkat genggam UV untuk bersihkan kokpit dan kabin
Sabtu, 22 Agustus 2020 11:38 Wib
Aksesori Samsung ini bisa bersihkan ponsel dari bakteri dan kuman
Selasa, 7 Juli 2020 11:07 Wib
Peneliti UI kembangkan alat disinfektan sinar ultra violet cegah COVID-19
Jumat, 27 Maret 2020 15:36 Wib