Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif menyebutkan, Indonesia menjadi percontohan bagi negara-negara maju dalam mengelola kemajemukan dan perbedaan.
"Masyarakat Indonesia harus bangga karena Indonesia memiliki keunggulan soal mengelola kemajemukan," kata Yudi Latif saat menghadiri acara Pertemuan Kebangsaan Nation and Character Building Institute (NCBI) di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, Indonesia punya banyak bahasa, banyak ras dan agama, tapi masih akur dan hidup bersatu.
"Itu modal terpenting yang bisa dibanggakan dari Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan, Indonesia punya banyak pengalaman dalam mengelola kemajemukan. Hal itu dimulai pada sumpah pemuda 28 Oktober 1928, saat pemuda dari berbagai daerah, dari berbagai keragaman identitas, meleburkan diri menjadi satu.
Latar belakang agama, ras atau suku tidak membatasi warga negara untuk menjadi pemimpin. Bahkan, Indonesia pernah memiliki kepala negara yang berjenis kelamin perempuan.
"Satu-satunya alat pemersatu dalam perbedaan yang kaya di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila menyatukan berbagai kepentingan, sehingga kemajemukan tidak menjadi sumber konflik, namun menjadi sumber kebahagiaan dalam hidup bermasyarakat," tutur Yudi.
(T.S037/Yuniardi)
Berita Terkait
Menlu: upaya Israel hambat bantuan kemanusiaan untuk Gaza sistematis
Jumat, 17 Mei 2024 15:31 Wib
ANTARA dan Jamkrindo tanda tangani MoU kerja sama penjaminan
Jumat, 17 Mei 2024 15:30 Wib
KPK panggil pimpinan perusahaan sekuritas sidik korupsi di PT Taspen
Jumat, 17 Mei 2024 15:28 Wib
Nenek penyandang disabilitas netra berhaji setelah 14 tahun menanti
Jumat, 17 Mei 2024 15:27 Wib
Ronald Koeman panggil 30 pemain perkuat Belanda di Euro 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:21 Wib
Kante kembali dipanggil untuk memperkuat timnas Prancis
Jumat, 17 Mei 2024 10:34 Wib
Mengenal penyakit parkinson dan cara menanganinya
Jumat, 17 Mei 2024 10:28 Wib
Harga emas Antam turun jadi Rp1,343 juta per gram
Jumat, 17 Mei 2024 10:23 Wib